You're Mine - 9. Hug🫂

718 74 1
                                    

Setelah omelan ben, bian bernapas lega.

Ia tidak ingin membuat kakek dan ben mengomel lagi.

Mereka sarapan bersama, ada yang spesial pagi itu. Di meja makan yang besar bian terlihat tidak nyaman.

"Kenapa cantik?" Tanya kakek

"Kakek, kak ben boleh tidak picasso bu sophie dan kakak kakak housemaid makan bersama kita? Kalo tidak boleh tidak apa-apa kok" ucap bian takut takut

"Ya ampun anak baik ku, ya tentu saja boleh dulu sudah sering kami tawari tapi mereka malu-malu, picasso, sophie, kalian semua sini kemari duduk kita makan bersama" ucap kakek

Ben memandangi bian dengan senyum indah, tidak biasanya ben tersenyum seperti ini.

"(Beruntung banget keluarga aku ketemu malaikat baik hati kaya bian, cantik baik hati...aduh jatuh cinta aku, awas aja si jefry ya heboh kalo tau bian di rumah aku!)" kata ben dalam hatinya

Semuanya sarapan bersama terasa hangat dan ramai. Kakek dan ben pun merasakan kehangatan untuk pertama kalinya karena bian.



Selesai makan, ben mengantar bian padahal bisa saja bian diantar sopir tapi ben tidak memperbolehkan harus sama ben.

"Kakek bian kuliah dulu ya" ucap bian memeluk kakek

Kemudian disusul ben

Ben memeluk kakek erat.

"Aku ga dipeluk?" Tanya ben

Bian memeluk ben, untuk pertama kalinya bian memeluk ben

"Terima kasih" ucap ben

Di mobil.

"Bian happy?" Tanya ben

"Super happy..." jawab bian

Saat tiba di kampus, bian turun sendiri, bian tidak memperbolehkan ben membukakan pintu.

Tapi ben mau turun supaya dipeluk bian lagi.

"Mau hug lagi, soalnya bian hari ini super cantik" ucap ben

Bian memeluk ben malu-malu.



Dari kejauhan tampak theo memperhatikan bian

"Kakak sama siapa itu?" Tanya theo dalam hati dan memfoto bian dan ben

Theo mengirim pesan ke milano.

📲chat

"Kak milan, kak bian kayaknya punya pacar deh" ketik theo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak milan, kak bian kayaknya punya pacar deh" ketik theo

"Segera di read milano.

"Wah sepertinya orang kaya ya" balas milano

"Syukurlah kak bian sudah ada yang menemani, theo merasa bersalah waktu papa mama gamau tinggal sama kak bian" ketik theo

"Bukan salah adek, adek semangat belajar nya ya. Biar itu jadi urusan mama papa dan bian." Balas milano

"Adek pengen main sama kak bian, kak bian jago main saxophone loh kak" ketik theo

"Kamu mau mama atau papa marah?" Tanya milano

"Tidak, hmm yasudahla... bye kak!" Ketik theo dan menyimpan ponselnya

Ia ingin bermain dengan kak bian nya.

Sepanjang kelas theo memperhatikan kakaknya.

"Kakak seperti ya sudah tampak lebih ceria? Apa rasanya jadi kakak?" Gumam theo

Kelas pun berakhir, asa dan jobi ada jadwal ngedate sehingga harus pulang lebih awal, bian pun juga harus ke toko.

Saat bian berjalan menuju gerbang kampus.

Theo memberanikan diri memanggil bian

"Kak bian!" Panggil theo

Bian yang kaget hanya bisa diam membisu dan perlahan menoleh untuk melihat orang dengan suara familiar

"H...hai theo" sapa bian

"Kakak apa kabar kak? Maaf ya theo cuek sama kakak, kakak tau sendiri mama kaya apa..." ucap theo menjelaskan

"Gapapa kok...theo belum di jemput?" Tanya bian

"Belum...biasanya mama atau kak apollo yang jemput, hari ini aku ada jadwal rekaman kakak mau ikut?" Tanya theo

"Wah keren, tapi sepertinya aku ga bisa theo...maaf ya lain kali" jawab bian

"Kenapa kak? Kalo diem-diem kayaknya gapapa deh" ucap theo

"Aku harus kerja..." ucap bian

"Kerja? Kakak sudah kerja? Apa tadi pagi bos kakak? Atau pacar?" Tanya theo penasaran

"Hmm iya aku kerja. Yang tadi pagi orang yang suka menolong ku..." jawab bian

"Oalah, padahal kakak cocok loh, aku seneng kalo kakak punya pacar biar kakak ga lonely" kata theo

"Bukan kok...hahaha aku belum kepikiran kesana..." ucap bian jujur

Perilaku bian adalah sifat alamiah untuk defense diri, ia trauma dengan keluarganya termasuk adiknya yang terlihat paling lugu diantara semua.

"Theo..." panggil apollo

Bian menatap apollo ia kaget ternyata sudah ada apollo di sebelah theo. Secara otomatis bian menunduk untuk memberi hormat

"Hari ini mau ke studio kan?" Tanya apollo

"Iya kak...oh iya kak ini kak bian kakak aku" ucap theo

Bian sungkan menatap apollo.

"Iya salam kenal aku apollo, sudah ayo theo nanti mama ngomel" ucap apollo

"Kak bian, theo duluan ya! Kakak hati-hati" ucap theo

"Kalian juga hati-hati. Terima kasih" ucap bian kemudian bergegas pergi



Di perjalanan bian tersenyum senang, ternyata adiknya sangat rendah hati. Mau mengobrol dengannya.

"Adik theo cakep sekali ya, dia penyanyi terkenal, rendah hati akhirnya aku ada kesempatan ngobrol sama adik. Apollo juga keren sekali ya" kata bian senang

Bian bersenandung di perjalanan menuju toko.



Sementara itu di sekolah penerbangan, ben tampak resah. Ia baru ingat bian tidak memiliki nomor bian, bagaimana menghubungi nya?

Ben tampak sangat gusar.

"Heh biasanya muka serius ini kenapa sawan gini" ledek jeff

"Diem, gue lagi pusing" ucap ben jujur

Ia menelepon kakek dan ternyata bian pergi untuk bekerja di toko. Hatinya cukup tenang.

Pulang kelas nanti ben berencana membeli ponsel untuk bian hihihi.

To be continue...

You're Mine [BibleBuild]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang