9. Sisi Lain Zhafi

1.7K 135 8
                                        

BERJALAN beriringan di koridor rumah sakit, Zareen maupun Zhafi hanya saling diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERJALAN beriringan di koridor rumah sakit, Zareen maupun Zhafi hanya saling diam. Setelah cukup puas mengobrol, mereka pamit pada Zuney untuk pulang.

Sebenarnya gadis itu diam karena merasa malu untuk berbicara pada suaminya, pasalnya Zareen sudah salah paham dan marah pada laki-laki itu.

Tengah asik berjalan, hembusan angin mengibas hijabnya ketika melewati pintu keluar rumah sakit. Tanpa Zareen sadari sebelumnya, Zhafi menautkan tangannya pada tangan sang istri untuk digandengnya.

Gadis itu menoleh, menatap Zhafi yang tersenyum kearahnya. Zareen tersenyum tipis membalasnya, ia masih tidak ingin menatap lama-lama suaminya itu.

"Hari ini ada waktu?" tanya Zhafi, wajahnya sedikit menunduk membisikkan pertanyaan itu karena tinggi mereka yang berjarak beberapa centimeter.

Zareen menoleh dengan alis terangkat. "Ada, emangnya mau kemana?"

Mendengar sang istri yang juga bertanya, membuat Zhafi terkekeh. Sedangkan gadis itu heran, apa yang ditertawakan suaminya itu?

"Memangnya saya bertanya untuk mengajak kamu?" Zhafi menatap gemas kala sang istri kini tampak salah tingkah.

"Ya kali aja, terus tadi ngapain nanya ada waktu?" Zareen membalas dengan menatap marah.

Setiap laki-laki itu gemas pada sang istri, suka sekali mencubit pelan hidung Zareen yang tertutup oleh niqab.

"Saya mau ngajak kamu pacaran, mau?" Zhafi menaik turunkan alisnya.

Sang istri mengernyit, entah apa yang dipikiran laki-laki di depannya ini. Karena hari ini Zhafi tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia ingin menghabiskan waktunya berdua dengan Zareen.

"Jika diam, saya anggap iya." Setelah itu Zhafi menarik gadisnya, membawa sang istri tepat di depan sebuah motor XSR 155 hitam yang terparkir dengan indah.

"Lho kita naik motor? Terus mobilnya mas Zhafi gimana?" Zareen menunjuk mobil yang terparkir tepat disebelah motor itu.

"Nanti bisa saya ambil, motor dan mobil saya sudah sering parkir disini." Kemudian Zhafi memasangkan helm pada Zareen.

Zhafi memang selalu memarkirkan motor dan mobilnya dirumah sakit, kadang setelah ia menjenguk sang adik, laki-laki itu mengganti mobilnya dengan motor miliknya begitupun sebaliknya.

"Ayo naik." Zhafi menunjuk dengan dagunya agar sang istri segera naik di belakangnya.

Sebelum menyalakan motornya Zhafi menggunakan jaket dan juga penutup mulut yang biasa ia gunakan, melihat itu Zareen hanya memperhatikannya dari belakang.

Baru pertama kali ini, gadis itu melihat sisi lain dari suaminya. Sisi dimana ketampanan seorang Arham Zhafi Alamar semakin membuat dirinya terpesona, ia menjadi bertanya-tanya bagaimana Zareen bisa mendapatkan laki-laki yang bisa disebut hampir sempurna seperti ini?

OUR DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang