"L-Luva, gue suka sama lo." Gadis cantik berseragam putih abu-abu itu menatap laki-lakinya dihadapannya dengan raut yang terlihat bingung. Sedangkan laki-laki itu menatap Luva penuh harap, dilihat dari mata indah itu memancarkan rasa penuh harap kepada sosok gadis dihadapannya.
"Lo mau gak jadi cewek gue?" tanya lagi laki-laki yang bahkan Luva saja tidak ketahui namanya siapa.
Luva menarik napasnya."Sorry, gue, gak bisa. Maaf." ucap Luva lirih menatap laki-laki itu, terlihat wajah yang awalnya ceria kini berubah seketika menjadi sedih.
"Gak papa, setidaknya gue udah mengutarakan isi hati gue." ucapnya. Suara laki-laki itu lagu dan lagi membuat Luva merasa sangat bersalah, seolah Luva orang yang paling bersalah didunia ini.
"Kalau gitu gue, ke kelas dulu." ucapnya, Luva melirik name tag yang tertera di samping kanan dada cowok itu.
"Nuca," ucap Luva membuat laki-laki itu kembali menatap Luva. Luva dibuat semakin canggung dan kini dia malah menjadi gemetaran."K-kita bisa kok temenan," ucap Luva tersenyum canggung.
Nuca tersenyum lalu mengangguk."Iya, gue duluan Luva." ucap Nuca membuat Luva menganggukkan kepalanya.
"Maaf, sekali lagi, gue minta maaf."
"It's oke, Luva." ucap Nuca tersenyum manis membuat Luva pun ikut tersenyum melihat Nuca. Nuca pun lantas langsung pergi meninggalkan Luva, Luva merasa sedih karena baru saja menolak cowok yang entah sudah ke berapa kalinya dia menolak laki-laki di kehidupannya.
Luva hanya tidak ingin menggunakan orang baru untuk mengubur masa lalunya, Luva hanya tidak ingin membuat orang lain terjerat dalam masalah percintaannya.
Tanpa Nuca dan Luva ketahui seorang remaja laki-laki melihat semua kejadian dari awal sampai akhir di atas pohon tepat di belakang Luva. Ketika Luva akan melangkahkan kakinya tiba-tiba dia mendengar suara benda jatuh, membuat kening itu mengerut penasaran.
"Masa siang-siang begini ada hantu?" monolognya sambil melirik kesana-kemari.
Luva menutup matanya, laki-laki dibelakangnya menatap Luva aneh saat tidak ada pergerakan sama sekali laki-laki itu berjalan akan menghampiri Luva tapi disaat dia berjalan dia malah menginjak ranting membuat Luva lantas langsung jongkok dan menutup telinganya.
"AAA!" teriak Luva terlihat ketakutan.
Laki-laki dibelakangnya tersenyum tipis menatap Luva, lalu dia berjalan mendekati Luva yang kini tepat ada dihadapan Luva.
"Penakut banget sih jadi cewek." cibirnya, Luva membuka matanya saat mendengar suara familiar datang terdengar di telinganya.
Luva melihat sepatu berwarna putih dengan polet warna biru dan merah disampingnya padahal pihak sekolah jelas melarang keras mengunakan sepatu berwarna kecuali hitam disekolah, tatapan Luva semakin naik dia melihat baju yang di keluarkan tanpa dikancingkan sama sekali melihatkan kaos berwarna hitam, jangan lupakan kalung yang ia kenakan menghiasi lehernya.
Luva kini tepat melihat wajah datar sekarang lelaki yang kini tengah menatapnya datar dengan rokok ditangannya. Samuel?
Samuel menaikan alisnya sebelah tangannya terulur untuk membantu Luva berdiri, baru saja Luva akan menerima uluran tangan Samuel, Samuel lebih dulu menarik tangannya sambil menggaruk pelipisnya yang sudah Luva yakini pasti Samuel hanya mengerjainya. Nyebelin emang manusia triplek satu ini.
"Gue kira lo udah move on," ucap Samuel lalu membuang puntung rokok itu dan menginjaknya. Suatu hal kecil seperti itu saja terlihat sangat keren, sudah Luva bayangkan kalau saja para fans Samuel melihat ini pasti menjerit lebay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Paradise || ON GOING
RandomTHIS STORY IS ONLY FICTION, JUST IMAGINE, SO HAVE FUN GUYS!! Luva tidak menyangka bahwa putusnya dia dengan Max akan membawa banyak perubahan dalam hidupnya. Instagram:_dinniy