"Lo tahu gak sih, gue semalam habis nonton K-drama yang lo rekomendasi buat gue!" ucap Alora heboh menatap Luva membuat Luva langsung tersenyum bangga.
"Gimana seru?" tanya Luva sambil manambahkan sambel keatas kuah baksonya dengan banyak.
"Gila, gue sampe nangis njir. Gila sih, seru tapi cuma sedikit episode nya kenapa gak sampai seratus aja sih?" kesal Alora sambil meminum guava juice miliknya.
"Itu Korea Alora." ucap Ilana malas sambil memakan baksonya kembali.
"Luva ikut gue." ucap Samuel yang tiba-tiba datang membuat ketiga gadis itu mendongak menatap Samuel.
"Ngapain?" tanya Ilana ketus tak suka melihat Samuel yang tiba-tiba datang seperti jelangkung mengajak sahabatnya pergi, Ilana yang nampak kesal berbeda dengan Alora yang nampak dengan santai melihat ketampanan milik Samuel.
Ilana dan Alora ini memang cukup beda, jika Alora seperti anak kecil makan Ilana nampak seperti laki-laki apalagi lambut Ilana yang pendek sebahu dengan sifat yang sedikit tomboi.
"Bukan urusan lo." balas lempeng Samuel.
Luva menghembuskan napasnya panjang mendengar ucapan Samuel, dasar jutek, udah jutek kulkas 15 pintu lagi.
"Kita perlu bicara." ucap Samuel menatap kearah Luva.
"Bicara aja, gue yaki--"
"Ikut gue." ucap Samuel penuh penekanan membuat Luva menghembuskan napasnya panjang.
"Oke." balas Luva sambil bangkit dari duduknya, padahal dia belum memakan baksonya sama sekali.
"Nanti kalau udah official kasih tahu kita ya," ujar Alora membuat Ilana mendelik sinis.
"Apa? Mau protes?" tanya Alora.
Ilana menghela napasnya panjang."Lebih baik ini sih, daripada si Maximus." ucap Ilana.
"Maxime, Ilana Mueller!" koreksi Alora.
Dan di sini mereka berbeda, di taman belakang sekolah tempat saat Nuca menyatakan cintanya kepada Luva, tempat yang sering menjadi tongkrongan Samuel ketika sendiri. Sebenarnya jika disebut taman, tidak juga, karena banyak rumput liar yang panjang tetapi ada tiga kursi terbuat dari kayu dan tiga kursi terbuat dari besi di sana jangan lupakan pohon beringin yang berada di samping salah satu kursi besi yang ada di sana yang nampak terlihat berkarat.
Luva dan Samuel duduk di kursi itu bersampingan.
"Lo kemarin diikuti sama laki-laki yang gak lo kenal?" tanya Samuel to the point.
Luva yang awalnya tampak malas kini menatap sepenuhnya kearah Samuel."K-kok lo tahu sih, Sam?" tanya Luva dengan dahi yang mengerut penasaran.
"Lo gak papa?" tanya Samuel.
Luva menggelengkan kepalanya."Kayanya dia udah pantau gue pas gue keluar dari sekolah deh, Sam. Awalnya gue ngira dia satu arah sama gue , tapi pas gue coba belok tiga kali kearah kanan dia masih tetep ngikutin bahkan sampai gue puter balik menuju tempat yang semestinya." ucap Luva berbicara serius.
Samuel menghela napasnya panjang."Lo punya masalah lagi sama mantan pacar lo?" tanya Samuel hati-hati.
"Maksud lo Max?" tanya Luva membuat Samuel mengangkat alisnya sebelah menang ada lagi mantan Luva selain Max? Pikir Samuel." Gak, gue udah jarang ketemu dia." lanjut Luva.
"Terakhir kali?" tanya Samuel.
"Dua hari yang lalu," jawab Luva membuat Samuel menatapnya datar."Itu juga, gak sengaja Samuel sumpah." ucap Luva sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya menunjukkan angka dua, melihat wajah Samuel yang nampak tak percaya itu pun membuat Luva menghela napasnya panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Paradise || ON GOING
RandomTHIS STORY IS ONLY FICTION, JUST IMAGINE, SO HAVE FUN GUYS!! Luva tidak menyangka bahwa putusnya dia dengan Max akan membawa banyak perubahan dalam hidupnya. Instagram:_dinniy