"Sini ayah pegangin" ujar Fery sambil memegang sepeda yang sedang Rea naiki
Rea merengek takut "Gamau ayah, Rea takut jatuh"
"Percaya sama ayah, Rea kan anak hebat. Rea pasti jago naik sepeda nya" bujuk Fery berusaha meyakinkan putri kecilnya sambil mengelus lembut punggung Rea
Rea belajar sepeda dengan baik. Walaupun berkali kali sedikit goyang dan hampir jatuh. Tapi dia tidak menyerah. Sampai akhirnya Rea berhasil mengendarai sepeda dengan baik.
"Yeeea akhirnya Rea bisa yah!" Pekik Rea senang sambil menggoyang goyangkan kedua tangan mungil nya ke atas
Fery memeluk Rea bangga " kan, apa ayah bilang. Putri ayah ini hebat"
"Makasih ya ayah, Rea sayang ayah"
***
Rea tersenyum kecut mengingat masa kecil bersama ayahnya. Rea sangat dekat dengan ayahnya. Ayahnya selalu mengajarkan semua hal pada Rea. Dulu, cinta terbaik yang Rea dapat adalah cinta dari seorang ayah. Namun sekarang ayah menjadi luka terbaik nya juga.
Ya, Rony telah memberitahu nya perihal penyebab tangisnya kemarin malam. Sungguh ia tidak pernah menyangka bahwa hal seperti ini terjadi pada hidupnya. Suatu hal yang tidak pernah diharapkan kehadirannya di tengah tengah keluarga. Perceraian.
Pantas saja mamah nya akhir akhir ini lebih sibuk dari biasanya.
Ting!
Ayah💔
Maafin ayah ya dek, ayah sayang adek dan kakakRead
Setiap hari ayah nya mengirim pesan. Ia selalu bilang maaf dan sayang. Namun, yang Rea ingin saat ini bukan itu. Tapi kehangatan keluarganya, ia ingin keluarga nya kembali utuh. Walaupun Rea tau, itu tidak akan mungkin terjadi.
"Rea ayo!" Ujar Aro yang baru saja datang untuk menjemputnya. Hari ini ia berangkat bersama Aro, karena sang kakak demam setelah menangis malam itu. Mungkin ia masih sangat syok.
Sepanjang perjalanan Rea hanya diam, keduanya sibuk dengan pikirannya masing masing. Setelah beberapa menit, akhirnya Rea dan Aro sampai di sekolahan. Begitu pun dengan Natasya yang sudah menunggu nya sedari tadi.
Rea turun dari motor dan melepas helmnya "Makasih ya kak" ucap Rea seraya tersenyum manis
"Sama sama Rea, nanti pulangnya aku anter juga ya, kabarin aja" balas Aro lembut
"Re, ayok gue anter ke kelas!" Ajak Natasya
Rea senang sekali masih dikelilingi oleh orang orang baik dan tulus. "Semoga mereka selalu bahagia" batin Rea
***
Rony tengah beristirahat di dalam kamarnya. Badannya lemas, suhu badannya tinggi. Tadi Rea tidak ingin sekolah karena melihat kondisi dirinya sakit. Namun Rony tidak mengizinkannya. Rony menyakinkan adik nya, bahwa ia baik baik saja dan Rea tidak perlu khawatir. Kepalanya pusing dan terasa berat. Mungkin karena semalam ia menangis begitu lama. Mengingat masalah itu, ia kembali merasa sesak.
Pintu kamarnya tiba tiba terbuka. Menampilkan sosok perempuan, sahabatnya.
Natasya menyengir " Gimana keadaan lo? Udah enakan?" Tanya nya sambil duduk di pinggir ranjang

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunyi Paling Riuh
Teen Fiction"Dek" Rea membalas tatapan Rony dengan bingung "Boleh kamu janji sama kakak?" "Janji apa?" "Janji untuk selalu bahagia, entah ada ataupun gak ada kakak di sisi kamu" ucap Rony sambil menatap dan tersenyum tulus kepada Rea