Seorang guru berjalan di koridor kelas di ikuti remaja laki laki di belakangnya.
Remaja bertubuh ramping dan kulit putih dan memiliki ekspresi yang datar.
Mereka tiba di pintu kelas 11 Ipa 1 kelas paling favorit karena di kenal dengan murid murid yang pintar dan kece.
Mereka memasuki kelas semua murid langsung diam dan tatapan mereka tertuju pada seseorang di belakang guru.
"Selamat pagi, semuanya nah hari ini kalian kedatangan murid baru. Gio silahkan perkenalkan diri kamu" Kata guru yang biasa di panggil Buk indah
"Hai, Gio salam kenal" kata Gio dengan datar
"Oke Gio silahkan kamu duduk bareng Radis. Radis silahkan angkat tangan" Titah Bu indah
Gio melihat seseorang mengangkat tangan lalu berjalan ke arahnya.
Radis melihat Gio yang hedak duduk lalu mengulurukan tangannya untuk berkenalan.
"Gue Rad..."
"Udah tau" Gio langsung memotong kalimat Radis.
Radis hanya berdecak kesal.
Istirahat pun tiba Gio berjalan sendiri menuju kantin.
Kantin cukup ramai Gio memesan mie goreng lalu memilih tempat duduk.
Sambil menunggu pesanan Gio mengitak ngnagt hpnya ia menyepam kepada seseorang.
Gio sangat kesal ia melihat tak kunjung ada balasan. Lalu tatapannya tertuju pada kerumuan orang.
Sangat heboh mereka lagi main truth or dare. Gio tak terlalu meliah denagn jelas orang orang itu jadi ia mengabaikan lalu kembali tertuju pada ponselnya sampai mie gorengnya tiba.
"Woyy" suara dari belakang mengalihkan perhatiannya
Gio melirik Radis yang tiba duduk di hadapannya "Apa?"
"Liatin apa si serius amat" kata Radis kepo
"Dih siap lu kepo?" Kata Gio
"Bodo. Mereka gak bosen apa main gituan tiap hari" Radis melihat kerumunan
Gio juga melihatnya dan bertanya dengan sedikit acuh "Emang siapa mereka?"
"Gibran dan temen-temen" jawab Radis
"Oh" Nada bicaranya sangat dingin
Gio melihat seorang yang di kenalnya berjalan ke arah seorang perempuan dan langsung memeluknya. Lalu Gio segera menelpon seseorang yg nomor bernama hanya titik
Di dalam kerumunan seseorang berteriak "lo kalah sekarang lo peluk cewe yang posisinya paling deket sama lo"
Gibran berjalan ke arah cewe dan langsung memeluknya dan ponselnya segera bergetar terus menerus.
Ia langsung melepaskan pelukannya dan melihat ponselnya ada banyak pesan yang belum di baca dan panggilan tak terjawab.
Gibran menelan ludah wajahnya menjadi pucat ia terkejut begitu panggilan lain masuk dan segera mengangkatnya.
"Lagi ngapain"?
Mendengar itu Gibran terkejut dan panik membuat orang orang heran dan segera menjawab "makan"
"Oh" nada suaranya begitu dingin
Gibran menelan ludah memdongkak perhatiannya lalu tertuju pada dua orang yang tengah duduk saling behadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boyfriend
Teen FictionGibran yang terkenal dengan kenakalannya tertunduk tak berkutik saat di hadapan Gio Masih belajar Banyak typo Rada rada aneh dikit