17.

585 15 0
                                    

Gio dalam perjalanan menuju kantin namun Amel dan gengnya lagi-lagi mencari masalah dengannya.

"Eh, kan udah gue bilang jangan deket deket lagi sama Gibran" Amel menghalangi jalan Gio

"Bukan urusan elo, ya. Gue gak deketin dia tapi dia yang deketin gue. Makanya tuh muka jangan kaya ondel-ondel" Cibir Gio

"Apa lo bilang? Gue,mirip ondel-ondel? Ngaca muka kaya bencong gitu" Amel mendorong Gio ke belakang
9
"Sirik ya, karena kalah dari gue" Gio meraih rambut Amel dan menariknya

Amel tak terima di jambak ia juga meraih rambut Gio dengan cukup kuat hingga Gio meringis kesakitan.

Gibran yang melihat pertengkaran Mereka segara menghampiri dan memisahkan mereka.

Gio dan Amel saling menatap penuh kebencian. Gibran mengusap kepala Gibran dengan penuh kasih membuat Amel naik darah.

Amel menarik tangan Gibran dan memeluk tangannya bersikap centil mengadukan Gio.

"Gibran dia yang mulai duluan. Dia juga yang jambak rambut duluan liat nih rambut aku jadi berantakan" Kata Amel dengan sikap sok manjanya.

Gibran mendorong Amel supaya menjauh darinya. Ia merasa jijik dengan sikap Amel ia sudah tak tahan dan membentaknya.

"STOP MEL Gue muak sama Lo mending jauh-jauh deh dari hidup gue dan jangan pernah ganggu milik gue lagi inget itu." Setelah itu Gibran membawa Gio pergi dari sana meninggalkan Amel yang hendak menangis.

Gibran membawa Gio ke rooftop dia memeluknya menelusuri seluruh tubuhnya untuk memeriksa apakah terluka atau tidak.

Setelah memastikan semuanya ia lega dan kembali memeluknya dan membenamkan seluruh wajahnya di leher Gio.

Dan mulai menangis. Entahlah akhir akhir ini ia jadi sering menangis mungkin karena ia terlalu takut kehilangan atau apa.

Terlebih lagi jika ia jauh dari Gio ia akan merasa lebih sedih lagi.

"Maaf" Gibran mengatakannya dengan lirih

"Untuk"

"Segalanya, dan semua yang terjadi dan kedepannya aku akan berubah lebih baik lagi." Gibran mempererat pelukannya.

"Kalo gitu jangan nangis lagi nanti  gantengnya hilang" Gio menepuk-nepuk punggung Gibran.

Gio mengusap air matanya dan menciumnya untuk menenangkan Gibran.

"Maaf"

"Jangan minta maaf mulu bosen tau. Kalo minta maaf terus aku akan pergi." Kata Gio dengan sedikit ancaman.

"Ma-eh ia sayang aku gak bakalan lagi"

"Good anak baik" Gio mencium kening Gibran.

Gio membiarkan Gibran terus bersandar padanya. Membiarkannya menjadi tenang dan kembali seperti semula.

Mereka terus berada di rooftop hingga waktu pulang tiba.

Ketika mereka turun ke parkiran sudah mulai sepi dan hanya ada anak-anak yang sedang melakukan ekskul.













Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang