12.

456 19 0
                                    

Gio tengah berjalan menyusuri koridor untuk mencari Gibran. Ia terus mencoba untuk menelpon nya tapi gak di angkat.

"Gibran aku minta maaf" langkah Gio terhenti ketika ia mendengar suara itu

Gio melihat Amel sedang memeluk gibran di dekat tangga menuju rooftop dadanya tiba-tiba terasa sesak matanya mulai memanas.

Amel memeluk erat Gibran dan menciumnya tanpa niat sedikitpun Gibran untuk mendorong Amel.

Emosinya memuncak Gio pergi dari sana dan entah selanjutnya dia menghilang tidak masuk kelas hingga jam pulang.

Gibran menunggu Gio di parkiran tapi tak kunjung datang akhirnya dia pergi ke kelasnya tapi ruang kelas juga kosong.

Ia juga merasa bersalah karena Gio tapi menghubunginya terus menerus tapi tak pernah ia jawab karena Amel mengambil handphonenya.

Gibran kelabakan mencari keberadaan Gio di hubungi juga tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia akhirnya pulang kerumah Gio tapi Gio juga belum pulang terus ia harus mencari kemana lagi.

Ia juga mencoba menghubungi Radis ia juga gak tau.

"Gio kamu kemana  sih" Gibran terus menelpon Gio

Gio yang kini tengah di cari sedang bersantai di rumah milik sepupunya Atta hanya tempat ini yang tak di ketahui Gibran.

Untuk saat ini ia tidak ingin berhubungan sama orang yang bernama Gibran itu biarlah ia merenungkan kesalahannya.

"Serius lo gak bakalan pulang?" Tanya Atta

"Gak tau gimana nanti aja,kalo gue mau pulang ya pulang kalo gak mau yaudah nginep" jawab Gio santai

"Gak bakal di cariin?"

"Gak kalo gak pulang mama pasti tau gue ada di mana?" Kata Gio lalu ia tidur

Atta hanya menghela napas kasar lalu meninggalkan Gio yang tertidur.

Dan ketika ia bangun lagi sudah sore hampir melem. Gio bangun lalu mandi setelah itu langsung menggeladah dapur Atta.

"Gak pernah makan apa gimana? Kulkas isinya kosang" Gio membuka kulkas dan gak ada satupun yang bisa di makan.

Gio mencari sekeliling tak mendapati keberadaan Atta " Kemana perginya tuh orang?"

Ia kembali ke kamar untuk pesan makanan lewat online. Ia akhirnya menghidupkan ponselnya setelah hampir seharian.

Ada sekitar 200 pesan belum terbaca dan sekitar 120 panggilan tak terjawab dari Gibran. Gio mengabaikannya dan segera memesan makanan.

Tak lama panggilan dari Gibran datang pertama ia mengabaikannya tapi setelah di pikir pikir  ia akhirnya menjawab panggilan itu.

"Hey sayang kamu dimana?" Suara serak Gibran langsung terdengar

"Di mana aja gak perlu tau" Kata Gio dingin

"Kamu kemana aku khawa..." Gio langsung menutup panggilannya sepihak.

Ia bingun harus ngapain lagi jadi memilih untuk tidur hingga  pagi dan berangkat sekolah.

Ia datang ke sekolah pagi-pagi dan belum terlalu banyak murid-murid yang datang.

Saat ia berjalan di koridor menuju kelasnya tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.

"Maafin aku kamu jangan ngilang lagi" Gibran memeluknya sambil menangis

Gio mencoba melepaskan pelukan Gibran dan mendorongnya menjauh "Lepasin gue gak bisa nafas"

"Kamu kemana aja? Aku khawatir, kamu marah gara-gara masalah Amel?" Mata Gibran memerah

"Bukan urusan lo"

"Kamu taukan kalo kita gak ada hubungan apa-apa"

"Tapi kemarin siang Lo gak bisa di hubungin terus gue liat Lo nyium dia"

Deg

Gibran seketika panik, bagaimana Gio tau? Sekarang ia harus bagaimana Gio pasti marah besar.

"Sayang itu salah paham, kamu dengerin penjelasan aku" Gibran memegang kedua tangan Gio

"Gak menerima penjelasan gue kita udahan" Kata Gio dengan menekankan kata 'udahan'

Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang