Tuhan apakah aku yang salah?

8 0 0
                                    

"Ini bukan salahku, tolong berhenti menghakimiku seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bukan salahku, tolong berhenti menghakimiku seperti ini."

"Shitt, dasar anak pembawa sial. Kamu tidak pantas hidup." Alexander melemparkan sebuah gelas ke lantai dekat Elena berdiri.

Seluruh badan Elena bergetar, kakinya bahkan terlihat sudah tidak mampu menopang tubuhnya. Ia tersungkur di hadapan Alexander lalu berkata, "Pi, maaf. Elena tidak melakukan itu semua."

Tampak Elena tersungkur sambil memegangi kaki ayah nya itu. Tragis sekali, berusaha untuk meyakinkan ayahnya dengan cara seperti ini, bahkan ini semua bukan salahnya.

"Jangan sentuh kaki saya, pergi saja kamu. Saya tidak sudih kaki saya yang suci ini di pegang oleh gadis sialan seperti mu." Alexander menggoyang kan kakinya, supaya Elena tidak lagi memegang kakinya itu.

"Papiii, Elena engga salah. Elena serius pi, Elena engga melakukan itu semua. Elena ga pernah curang dalam melakukan ujian," jelas Elena.

"Siapa yang dapat mempercayai mu? Tidak ada, kau memang sialan. Jika gurumu mengetahuinya, mau di buat dimana wajah saya sebagai seorang direktur ternama?"

"Elena emang engga ngelakuin itu pi, Elena jujur kok, kak Audry yang berbohong."

Audry yang tadinya asik memainkan ponselnya kini berjalan ke arah Elena dan menarik rambut Elena sekuat kuatnya.
"Kenapa lo malah nyalahin gue ha? Ga tau diri banget lo jadi orang."

Elena kini tidak bisa memberontak, ia kini seakan pasrah dengan hidupnya. Bibirnya kini tidak bisa terbuka dan hanya bisa terbungkam.

"Dasar pembawa sial. Lo nyalahin gue? Sedangkan semua ini salah lo." Audry menarik dagu Elena sehingga Elena mendongak ke arah pandangannya.

"Lo itu penyebab semua masalah. Lo itu yang buat gue jadi engga punya mami lagi, lo itu yang buat mami gue meninggal. Andai lo engga ada di dunia ini, andai lo yang matii saat kejadian itu. Pasti hidup gue engga pernah kayak gini, pasti hidup gue penuh kasih sayang antara mami dan papi." Aundry melepas cengkraman tangannya dari dagu Elena dan pergi begitu saja.

"Pergi ke kamarmu, dan berdoalah agar Tuhan mengampuni dosa mu. Dasar anak sialan." Alexander juga kini pergi ke kamarnya.

"Ini bukan salahku, kenapa harus aku yang menanggung nya?" lirih Elena.
"Tuhan. Jika memang benar ini semua salahku, maka maafkan aku dan bawa aku pergi ke sisi mu."

***

Elena berjalan menuju kelas dengan beberapa buku yang tampak ia genggam di depan dada.

"Kalau aku jadi seorang penulis, judul buku pertama yang akan aku buat apa yah nanti?" monolog Elena.

Wajah Elena pagi ini tampak ceria sekali, tidak seperti hari-hari biasanya. Entah apa yang membuat ia seceria ini.

Pantaskah Aku Hidup?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang