5

86 10 0
                                    







Happy Reading
Jangan lupa like and komen

































"Gua tau, gua salah tapi gua mohon tolong jangan kasih tau Krist tentang ini"

"Gun, new gua setuju sama singto, bukan maksudnya gua belain dia tapi-" ucap Tay

"Tapi apa?! Itu lu jelas ngebelain sing, Tay!" Marah new

"New... Dengerin gua dulu-"

"Tay... Lu gak tau gimana sakitnya saat liat Krist beberapa hari ini nangis cuman karena cowo kayak sing"

"Gua minta maaf, new, gun gua mohon. Gua gak mau kehilangan Krist"

"Lu akan kehilangan dia" ucap gun sedih

"Gak! Gak gua gak mau!" Ucap singto Prustasi

"Lu telat sing, Krist udh denger pembicaraan kalian tadi" ucap New

"Sekarang Krist pergi, gua sama gun udh cari di sekitar kampus tapi gak Nemu, dia lagi sakit sing! Gara² lu dia kehujanan, badannya panas dan dia juga belum makan" lanjutnya

"Hah?! Gak, gua akan cari Krist!" Ucap singto saat ingin berdiri dari tempat duduknya ditahan oleh Tay dan off

"Sing tenangin diri lu" ucap Tay

"Iyaa sing, lu gak liat ujannya deras" ucap off

"Justru itu! Gua gak mau Krist kenapa²"

"Tenang dulu sing, gua tau lu khawatir sama Krist tapi dengan keadaan lu yang kayak gini, ini malah akan membahayakan elu" ucap tay

"Gua gak ada hubungan apa² sama namtan Tay, off. gua cuman bingung, dan gua gak mungkin selingkuh dari Krist" ucap singto lirih

"Ohh jadi selingkuhan lu namanya namtan" ucap off

"Dia bukan selingkuhan gua!!!"

"Sampe segitunya lu belain dia sing?" Ucap gun menatap singto jijik

"Gua gak selingkuh gun, gua gak ada hubungan apa² sama namtan"

"Gak selingkuh tapi lebih ngutamain orang lain dibanding kan pacarnya" sindir new

"New..."

"Kenapa?! Lu mau belain temen lu ini hah!! Udh tau temen salah bukan nya dijagain biar bener malah sembunyiin dari kita"

"Bukan gitu new-"

"Udah deh gak usah banyak ngomong Tay! Gua minta lu diem! Kalo sampe lu keluarin sepatah kata lagi gua bakal taro anjing di kamar lu"

'wah... New kalo marah, mirip kayak gun. Untung gun masih tenang' batin off








.











.










.












Sudah hampir malam, dan Krist belum kunjung pulang. Hingga orang tua Krist pulang dan mulai khawatir karena bibi tadi menelpon bahwa den Krist belum pulang dan tidak ada kabar hingga sekarang

"Sayang... Gimana? Telpon nya diangkat sama Krist?"

"Telponnya belum diangkat sayang sama Krist"

"Terus gimana dong, ohh iyaa kamu coba telpon singto saja dia pacarnya Krist pasti tau dimana Krist"

"Yaudah sayang, Daddy telpon dulu"

Tak butuh waktu lama telponnya pun diangkat

"Halo"

"Iyaa halo om"

"Sing kamu lagi sama Krist gak?"

"Eng-gak om" singto menjawab dengan ragu

"Kalo gitu kamu tau kan Krist dimana?"

"Ma-af om sing gak ta-u"

"Kok bisa kamu gak tau Krist dimana! Kan kamu pacarnya, pasti Krist selalu kabarin kamu kan?! Kamu sebagai pacarnya bisa gak tau sih!" Marahnya saat ini papah nya Krist sudah benar² Prustasi karena tidak mendapatkan kabar apapun dari Krist

"Sayang sudah, gak boleh marah² kayak gitu"

"Tapi Daddy, bagaimana bisa pacarnya tidak tau Krist dimana, sedangkan mereka selalu bersama kemana²"

"Maaf om singto juga khawatir sama krist-"

"Sudahlah tidak ada gunanya aku menelponmu, jika memang kau tidak suka lagi dengan anak ku pergilah jangan pernah kembali"

"Om saya mohon-"

Telpon dimatikan oleh papahnya Krist saat ini dia benar² sangat marah, dia sebenarnya melihat Krist menangis malam itu tapi dia memilih menunggu sampai anaknya benar² siap dan menceritakan segalanya padanya tapi nyatanya Krist pergi tanpa kabar bahkan dia tidak kembali

"Sayang sudah, jangan marah² seperti itu. Mungkin singto juga khawatir dan menelpon Krist tapi tak kunjung diangkat juga"

"Dady gak usah belain dia yaa! Papah tau kalo singto memang sudah tidak peduli lagi dengan anak kesayangan kita"

"Sayang kok kamu ngomong gitu sih"

"Dady kenapa sih belain sing trs!!"

"Maaf sayang, Daddy salah. Okay sekarang kita lupain masalah singto dan fokus cari Krist"

"Hm"

"Sayang~"

"Udah cepet Daddy telpon orang kepercayaan Daddy buat cari keberadaan Krist!"

"Iyaa nanti Daddy telpon-"

"SEKARANG!!!"

"Okay Dady telpon sekarang " ucapnya menghela nafas

'memang bahaya kalo punya istri kembaran sama singa' batin Daddy krist









.











.












.










Akhirnya Krist sampai juga di rumah nenek nya setelah menempuh perjalanan dari Bangkok ke chiang mai

"Nenek~" Krist berlari memeluk neneknya

"Cucu nenek sudah sampai" ucap nenek mengelus rambut Krist sayang

"Sudah nenek, Krist rindu sama nenek"

"Nenek juga rindu sekali sama cucu nenek ini"

"Nenek~" manja Krist

"Iyaa sayangnya nenek"

"Bolehkan Krist tinggal beberapa hari disini?"

"Kok cucu nenek nanya seperti itu? Mana mungkin nenek melarang cucu kesayangan nenek untuk tinggal disini" Krist tersenyum

"Cucu nenek sudah makan?"

"Belum nek, Krist pengen makan masakan nenek, makanya Krist buru² kesini"

"Aduh sayangnya nenek ini, kasian sekali sudah lapar ya..."

"Iya nek"

"Yaudah nenek masak dulu, kamu istirahat saja dikamar kamu na..."

"Siap nek" Krist memberi hormat

"Hahaha dasar kamu ini" ucap nenek mencubit hidung krist








Jangan lupa like and komen ya....










Haruskah Aku Menyerah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang