Semoga masih ada yang menunggu kelanjutan cerita aku yaaa
Jangan lupa like and komen😁
Jangan lupa sambil denger lagu oppa Kyung-soo yaaa
Happy reading
Keesokan harinya, saat Krist sedang tertidur dia merasakan ada orang yang menaiki tempat tidurnya. Saat dia ingin membuka matanya dia melihat ada orang di depan wajahnya tapi karena belum terlalu sadar Krist melanjutkan tidur nya, namun tiba² orang yg ada di depannya langsung berteriak
"KRIST!!!" Krist yang kaget langsung melompat dari tempat tidur
"Aduh... woy! Ngapain lu teriak² depan muka gua!" Ucap Krist kesal
"Lagian lu gua panggil gak bangun²"
"Suka² gua dong, lagian lu kenapa bisa ada di kamar gua?"
"Nenek nyuruh gua bangunin lu"
"Nenek? Emang nenek kemana segala nyuruh lu bangunin gua?"
"Lu mau tau, sini gua bisikin ini rahasia soalnya"
Krist yang penasaran mendekatkan kupingnya kearah bank, yaa yang membangunkan Krist dari tidur nyenyak nya adalah bank. lalu...
"KEPO!" teriak bank di dekat kuping Krist dan langsung berlari ke pintu kamar
"Jangan lupa mandi, gua tunggu di ruang makan" sebelum keluar dari kamar Krist bank mengeluarkan lidahnya untuk meledek krist
"BANK AWAS LO" Krist memegang kupingnya yang sakit karena teriakkan bank tak main²
"Awas aja sampe gua budek, tuh bocah gua patahin lehernya. Lagian kok bisa cowo suaranya kayak toa" kesal Krist
Setelah Krist selesai mandi, ia turun untuk bertemu dengan bank di meja makan
"Nenek mana? Belum pulang" tanya Krist berjalan ke salah satu bangku
"Lu mau tau sini-"
"Jangan kira gua bodoh, gua tau lu pengen teriak lagi kan dikuping gua!!!"
"Hahaha lu tau aja" jawab bank tanpa rasa bersalah
"Lu itu cowo kenapa suara lu cempreng kayak toa sih!"
"Kenapa? Gak suka? Iya?!"
"Iya gua gak suka!"
"Itu urusan lu bukan gua, gua gak peduli" cuek bank Duduk depan Krist dan mengambil lauk untuknya makan
"EH... lu mau apa?"
"Gua... disini mau berak! Ya makan lah segala nanya. Buta mata lu!"
Krist semakin kesal dengan tingkah bank yang sangat menyebalkan dan tidak tau diri "ini rumah gua, jadi gua gak izinin lu makan"
"Terus, gua peduli ENGGAK"
BRAK
"KURANG AJAR LU YA!!" Krist sudah mengangkat tangannya ingin memukul bank tiba-tiba
"KRIST"
"Nenek?" Kaget Krist
"Kamu mau ngapain? Mau mukul nak bank?" Marah nenek
"Ohh enggak nek, ini tadi ada sesuatu di rambut bank" bohong krist
"Bohong nek" Krist menatap nyalang bank
"Krist tadi pengen-"
"Pengen ngajak bank jalan² nek" jawab Krist buru²
"Ohh yaa, kamu sudah baikan?"
"Krist sudah baik² aja kok nek" ucap Krist tersenyum
"Kan ada bank nek, jadi Krist sudah lebih baik. Kalo gak ada bank pasti Krist masih nangis dikamar" jawab bank bangga
"Maksud lu?! Lu pengen gua-" Krist berhenti berbicara saat bank memberi kode bahwa masih ada nenek
"Krist..."
"Maksud Krist... bank pengen Krist traktir gak, karena udh bikin Krist seneng" mulut Krist memang manis tapi tatapan Krist terhadap bank melotot
"Yasudah kalian lanjutkan lagi makannya nenek mau ke kamar dulu"
"Iyaa nek" jawab Krist dan Bank
Nenek meninggalkan Krist dan Bank berdua di ruang makan"Jadi kita mau jalan kemana?" Tanya bank mengedipkan satu matanya untuk menggoda Krist
"Bac*t!" Kesal Krist mengambil lauk
"Ohh jadi lu bohong sama nenek, okay" Krist menatap bank bingung
"NENEK KRIST BOHO-" Krist langsung berdiri dan menutup mulut bank yang sialnya sangat lemes itu
"An*in* yaa lu, mainnya ngadu"
"Kmkmkmkm"
"Ngomong apa sih lu gak jelas"
"Kmkmkmkm" memukul tangan Krist yang berada di mulutnya
"Ohh iyaa lupa mulut lu gua tutup"
"Bego!"
"APA KATA LU?!"
"Maksud gua GC kita kan mau pergi iyaa itu" panik bank
Krist menatap bank sengit "yakin lu tadi ngomong gitu?"
"I-yaa " jawab bank gugup
"Awas aja lu ngehina gua, gua dorong lu ke jurang"
Maaf buat kalian yang nunggu kelanjutannya aku bener² lupa dan agak sibuk semoga kalian masih mau baca yaaa
Thanks for reading and happy weekend

KAMU SEDANG MEMBACA
Haruskah Aku Menyerah?
Fiksyen PeminatRasa cinta yang begitu besar kepada Singto membuat Krist berusaha menutupi lukanya demi orang yang dia cintai, tapi bagaimana pun luka pasti akan tetap terasa perih dan menyakitkan Apakah Krist akan terus mempertahankan cintanya? Atau Singto yang p...