03 : Feels like stranger

105K 10.5K 25.6K
                                    

Haii guyss apa kabar? Maaf ya baru sempet update karna jujur kemarin aku keteteran sama urusan aku di real life huhuu tapi ini total kata nya 2500an semoga puas yaa!

Btw ada yang mau disampein sebelum baca?

Btw aku biasa infoin update di instagram yaa jadi kalian bisa follow dulu biar ga bingung: @sheisray_ / @thestoryofjaneta_ofc

Oke, kalo gitu
Selamat membaca ❤️

*****

"Hahahhaa... Tante harus coba loh tan brownies buatan Mami! Waktu Dirga sakit kan dia gamau makan apa-apa ehh dikasih brownies dia mau!"

Rasanya seperti orang asing, alis gadis itu mengerut sedari tadi memperhatikan interaksi antara seorang gadis dan wanita paruh baya di sebrang sana, tengah duduk memakan kue di tangannya sambil menonton televisi.

"Kak Jane?"

Janeta tersentak, hampir saja bola berwarna hijau berukuran sedang di tangannya terjatuh mendengar panggilan orang di sebelahnya. "Hah? Kenapa Shei?"

"Kak Jane cape ya? Kalo cape gapapa, Shei aja yang hias."

Ya, mereka kini tengah menghiasi pohon natal di depannya, hampir selesai tinggal beberapa titik kosong yang belum diisi hiasan disana.

Janeta menggelengkan kepala. "Engga ko! Yuk lanjut!" ucapnya tersenyum ceria kembali memasangkan perhiasan natal itu.

Kini tangan gadis itu kembali bergerak meraih bola-bola disana lalu memasangkan nya, mencoba menghiraukan gelakan tawa keras yang dikeluarkan oleh Khai dan Diandra.

Sheila, gadis itu diam-diam mencuri pandangannya kearah Janeta dengan tatapan iba. Ia menghela nafasnya pelan. "Kak Jane, maaf ya Sheila ga pernah cerita masalah ini ke Kak Jane." ucap Sheila mengarahkan pandangannya kearah Bundanya dan Khai.

Sejenak Janeta membeku, tak lama kemudian ia tersenyum lembut mengarahkan tangannya mengelus punggung Sheila.

"Kenapa minta maaf Shei? Semua orang punya pilihan begitu juga Abang kamu," balasnya tersenyum pahit.

Sheila semakin menatap Janeta bersalah. "Mereka belum pacaran ko! Kak Jane mas—"

"Gapapa, Kakak kesini cuma mau minta maaf ko ke Abang kamu," potong Janeta dengan cepat.

Sheila membulatkan matanya terkejut, jadi Janeta bukan ingin mendekati Kakak laki-lakinya kembali?

Janeta menghela nafas pelan. "Beberapa hari lalu Kakak ketemu Abang kamu."

"HAH?! BENERAN?!!"

Janeta mengarahkan jari telunjuknya di depan bibirnya memberi kode agar Sheila tidak berteriak. Dengan polosnya kini Sheila menutup mulutnya dengan tangan miliknya sambil mengangguk-anggukan kepala.

Tak lama ia membuka kembali tangannya menatap Janeta berbinar. "Terus gimana?! Reaksi itu preman gimana?" Sheila berdengus sebal. "Pasti dia yang suruh Kak Jane hari ini kesini kan? Udah Shei tebak Abang itu gagal move on!"

Janeta terkekeh melihat reaksi ceria gadis itu. Setelahnya ia menggelengkan kepalanya tersenyum. "Awalnya Kakak  ga ngerti kenapa kemarin Abang kamu ngeliat Kakak sebenci itu."

Sheila mengerutkan alisnya. "Maksud Kak Jane?"

Janeta terkekeh pahit, kini ia menaruh bola di tangannya ke dalam kardus. Menggeser badannya mendekati Sheila memaruh tangannya di bahu Sheila.

"Hari ini Kak Jane tau, Abang kamu udah nemuin orang yang tepat. Bahkan kamu, Bunda kamu udah nemuin orang yang tepat juga. Kakak sadar Khai itu orang baik, cantik—pendidikannya juga bagus! Abang kamu ga salah pilih orang."

The Story Of Janeta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang