14

1.3K 101 15
                                    

Happy reading
.
Jangan lupa vote dan komentar

.

.

.

.

🍀🍀🍀🍀

"KEYZA." teriak Valero yang baru saja datang bersama kedua sahabatnya dan jangan lupakan Catelyn yang mengekor di belakangnya.

Valero berjalan cepat menuju kearah Cerry dan Keyza. Cerry tersenyum penuh kemenangan kala Valero datang karena sudah di pastikan Keyza akan menerima kemarahan dari Valero lagi. Sesampainya di depan keduanya Valero mengangkat tangannya hendak menampar. Keyzapun sudah menutup matanya terlebih dahulu.

Plak !!!

Keyza membuka matanya menatap Valero tak percaya.

"Lo apain adik gue hah ?" Valero menatap nyalang ke arah Cerry.

Cerry yang baru saja mendapat tamparan masih diam membatu. Ia tak percaya bahwa dialah yang di tampar oleh Valero.

"Lo tuli, gue tanya sekali lagi lo apain adik gue ?" murka Valero sementara Sky dan Fahri juga terkejut kala Valero membela adiknya.

"A-aku hiks ga apa-apain kak. Hiks Ke-Keyza yang bully aku hiks duluan." ucap Cerry dengan mengeluarkan air mata buayanya. Jawaban Cerry malah membuat Valero semakin marah.

"Lo kira gue buta ? Lo bilang lo yang di bully tapi kenapa malah adik gue yang luka ? Kenapa pipinya merah ? Kenapa bajunya kotor ? Lo apain ?" geram Valero. "JAWAB." bentak Valero tepat di depan wajah Cerry.

"A-Aku , aku .... " Cerry tak tau harus menjawab bagaimana.

"Aku , aku apa ?" marah Valero

🍀🍀🍀🍀

"Kayaknya kita harus masuk sekarang sebelum dramanya habis ." ucap Devano.

"Oke."

🍀🍀🍀🍀

"Kak udah, aku gapapa." ucap Keyza lirih. Tangan kanannya menarik lengan Valero sedangkan tangan kirinya masih memegangi pipinya.

Bukan karena sakit tetapi agar terlihat lebih dramatis saja di depan Valero.

Sebelum Valero menjawab terdengar suara Vero dari belakang. "Ada apa Key ?"

Sebenarnya Keyza hendak tertawa melihat kemunculan mereka yang datang di waktu yang tepat. Sebenarnya bisa saja mereka muncul sedari tadi tapi mereka malah memilih muncul di saat Valero dan yang lainnya telah datang.

Keyza sebisa mungkin menahan tawanya mengingat waktunya kurang tepat. Bisa gagal rencananya jika ia kelepasan tertawa.

"Gapapa bang." jawab Keyza pura-pura sendu membuat yang melihatnya merasa kasihan. Tapi berbeda dengan Devano , ingin rasanya Devano mengumpati wajah sok menyedihkan dari sahabatnya itu.

"Gapapa gimana. Lihat pipi lo merah kek gitu , apalagi baju lo juga kotor." kini giliran Lean yang berbicara.

"Gue gapapa, serius." ucap Keyza tapi ia masih setia memegang pipinya.

TRANSMIGRASI BOY : KENZO (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang