5.

2.2K 161 12
                                    

Happy reading.

*****

"Ck gue kira berubah ternyata sama aja , malah lebih parah."

Baru saja memasuki mansion, Keyza langsung disambut dengan sindiran pedas dari kakaknya. Padahal Keyza merasa bahwa Keyza asli tak pernah membuat masalah dengan kakaknya itu.

"Dih, Bacot." balas Keyza lalu berjalan tanpa menghiraukan Valero yang tengah membeku.

"Berubah , benar-benar berubah , sejak kapan Keyza sekasar itu ?" batin Valero. Baru kali ini Keyza sekasar itu kepadanya, tak bisa dipungkiri ia sangat terkejut dengan ucapan Keyza tadi.

"Salah apa sih Keyza sama Valero ? segitu bencinya Valero sama Keyza. " monolog Keyza saat sampai di kamarnya. Ia bertanya-tanya bagaimana Keyza membuat masalah kepada Valero.

"Mana ga ada ingatan apapun tentang masalah ini lagi , tapi bagaimanapun gue harus cari tahu penyebabnya." putus Keyza.

"Dahlah pikir nanti aja , sekarang mandi terus ke rumah yang di jual itu buat cari informasi penjualnya." monolognya lagi lalu berjalan ke kamar mandi.

20 menit kemudian Keyza telah menyelesaikan kegiatan mandinya lalu menuju walking closetnya untuk menganti pakaiannya. Setelah semuanya selesai ia segera mengambil tas dan turun ke bawah.

"Ikut aku yuk kak ?" ajak Keyza yang tak sengaja berpapasan dengan Valery.

"Kemana ?" tanya Valery seraya meletakkan gelas yang tengah ia pegang di meja. Saat akan menjawab Keyza melirik kearah Valero yang sepertinya ingin tahu pembicaraannya dengan Valery. Valery yang tahu arah tatapan Keyza segera mengajak Keyza keluar.

"Mau kemana ?" tanya Valery lagi saat sampai di depan rumah.

"Anterin aku ke rumah sebelah itu ?" ucap Keyza.

"Rumah yang mana ?" tanya Valery bingung.

"Yang di jual itu. "

"Ngapain kesana dek ?" tanya Valery dengan tatapan penasarannya.

"Mau tanya soal rumah itu , temenku ada yang mau beli." jelas Keyza.

"Teman yang mana sih ?" tanya Valery.

"Adalah pokoknya, kakak ga perlu tahu."

"Dih kok gitu."

"Dahlah ayo." Keyza mulai menyeret Valery dengan penuh semangat.

"Aelah , pelan-pelan dek. Bisa jatuh aku nanti." gerutu Valery yang berhasil membuat Keyza melepaskan tarikannya.

Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di depan rumah yang akan di jual tersebut.

"Itu loh nomer ponselnya, save gih." ucap Valery.

"Oke-oke bentaran." ucap Keyza lalu mengeluarkan ponsel dari ponselnya. "Mending gue telepon sekalian kali ya." lanjut Keyza.

"Ya udah telepon aja kalau gitu." ucap Valery menyetujui ucapan Keyza.

Keyza segera menelepon nomer yang tertera di plakat yang terpasang di depan rumah tersebut. Tak lama orang di seberang menerima panggilan dari Keyza tersebut. Segera Keyza mengutarakan niatnya untuk membeli rumah tersebut. Dengan sedikit negosiasi masalah harga , akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di keesokan hari.

"Udah ?" tanya Valery.

"Udah sih tapi Key rasa lebih baik temen Key sendiri yang bicara sama pemiliknya." jelas Keyza.

"Iya juga sih. Ya udah pulang yuk." ajak Valery.

"Ayo."

*****

TRANSMIGRASI BOY : KENZO (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang