Part 3

659 57 16
                                    

Aku melamun. Mataku masih melamun terpaku menatap sebuah akar yang ada di bagian dada sebelah kiriku. Akar itu masih sangat kecil dan aku yakin akar itu pasti akan tumbuh besar.

Sudah pasti. Sudah pasti tubuh ini terkena penyakit hanahaki. Aku tidak percaya namun aku harus percaya. Aku hanya tidak menyangka kalau di dunia ini ada penyakit hanahaki. Ah benar mau bagaimanapun juga dunia ini adalah fiksi. Kerajaan ini dan orang-orang di dalamnya semuanya adalah fiksi.

Aku lupa kalau sekarang aku terdampar dan hidup kembali di dunia fiksi.

Haha lucu sekali. Aku masih menangisi nasibku yang tidak pernah sekalipun beruntung.

Aku pasti akan mati lagi. Akar di dalam tubuhku pasti akan terus tumbuh karena sampai kapanpun Zee sama sekali tidak akan pernah mencintai Nunew atau mencintaiku.

Ah kenapa rasanya sangat sulit.

Aku mengacak rambut dengan frustasi. Bagaimana bisa aku membuat pria kejam itu mencintai Nunew? Tidak. Maksudku mencintaiku. Bagaimana bisa aku membuat pria itu yang selalu menatap diriku dengan pandangan menghina dan merendahkan menjadi nencintaiku? Bahkan pria itu selalu berbicara kasar dan menghina diri Nunew, tidak, maksudku sekarang diriku dengan sebutan menjijikan. Aku yakin kalau pria itu sangat sangat membenci Nunew, maksudku aku. Bagaimana bisa aku merubah pria itu untuk menjadi mencintai Nunew, maksudku aku.

"Apa aku menyerah saja ya? Lebih enakkan mati bukan sih?"gumamku pelan.

"TUAN!!"suara pintu yang terbuka dan suara teriakan James membuat aku tersentak kaget. James langsung memelukku dan memeriksa tubuhku.

"H-hei, kenapa kau menangis?"kenapa James selalu menangis saat bersamaku.

"Saya kaget saat mendengar Tuan pingsan lagi. Saya kira Tuan akan meninggalkan saya lagi."

"Aku masih hidup kan. Aku ada disini."

"Mulai sekarang saya akan terus mengikuti anda kemanapun anda akan pergi."

"Haha terserah kau saja."

.

.

.

"Yang Mulia, saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi semenjak Tuan Nunew terjatuh dari kolam, dia jadi sering pingsan."itu kata tabib. Sang raja yang selalu khawatir dengan calon menantunya itu mulai cemas dan khawatir.

"Apa dia sakit?"

"Saya tidak tahu, Yang Mulia. Saat saya memeriksa kondisi tubuhnya, tidak ada satupun yang aneh. Tuan Nunew terlihat sehat, Yang Mulia."

"Tolong terus awasi dia."

"Baik, Yang Mulia."

Sang raja melirik ke arah putranya yang bersikap biasa saja dan terlihat sama sekali tidak peduli tentang kondisi Nunew

"Zee, apa kau tidak khawatir?"

"Khawatir? Tidak. Untuk apa aku khawatir dengan laki-laki itu?"

"Zee, dia tunanganmu."suara sendok yang dibanting Zee menggema di ruang makan. Zee menatap ayahnya dengan malas. Pria itu sangat membenci nama itu.

"Ayah, sampai kapanpun, aku tidak akan pernah setuju dengan pertunangan ini. Aku sudah selesai makan."

Sang raja menghela nafasnya. Sang raja merasa pusing dengan semuanya. Putranya yang selalu menentang pertunangan ini, para petinggi istana yang juga ikut menentang pertunangan Pangeran Putra Mahkota dengan rakyat jelata dan sesama jenis, dan sekarang calon menantunya hilang ingatan dan kondisinya tidak baik walaupun tabib bilang Nunew terlihat sehat.

Fake Protagonist (Zeenunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang