I

7.4K 291 10
                                    

Warning : This story contains descriptions of violence. Readers have been warned.




Pattaya, 22.46 pm

"Sawadee kha. Silakan mampir ke bar kami."

"Selamat malam tuan, semua yang anda perlukan ada di bar kami."

"Apakah anda perlu wanita atau ladyboy?."

Suasana jalanan di sudut kota Pattaya itu terlihat ramai dengan beberapa orang yang menawarkan bar mereka dan tentu dengan fasilitasnya. Beberapa wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut terlihat sesekali mengambil brosur yang di tawarkan oleh beberapa wanita dan juga beberapa pria yang berpenampilan menyerupai wanita. Tak hanya mengambil brosur atau sekedar lewat saja nampaknya ada beberapa yang tertarik untuk menikmati fasilitas di bar yang ditawarkan.

"Book!!. Sedang apa kau disana?!. Kerja yang benar!!!."

Seorang laki-laki manis yang saat ini berpenampilan seperti seorang wanita dengan make up cukup tebal terlihat tidak nyaman dengan pakaiannya, ia sesekali membetulkan pakaiannya yang terlalu minim untuknya dan juga ia merasakan kegerahan dengan wig panjang yang ia kenakan, selain itu juga ia merasakan sakit karena kakinya yang tidak biasa mengenakan sebuah high heels.

"Maafkan saya P'Ploy." Ucap Book dengan lirih, nampaknya pemilik bar yang bernama Ploy itu tidak suka dengan cara kerja Book yang tidak maksimal karena Book merasa risih dengan pakaian yang ia kenakan.

"Hei orang baru!, kalau kau ingin bertahan hidup. Lakukan dengan benar!." Ucap seorang ladyboy yang sepertinya ia adalah rekan kerja Book.

Book hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah. Pekerjaan seperti ini tentu bukan hal yang ia inginkan seumur hidupnya. Tak hanya di maki oleh pemilik bar tersebut namun sepertinya semua rekan kerjanya tak ada yang menyukai Book.

"Silakan tuan, kami memiliki service terbaik di blok ini." Book mengucapkannya dengan malu-malu saat ia menawarkan sebuah brosur pada seorang pria berusia 50 tahunan dan bertubuh gempal.

"Kau anak baru?." Tanya pria paruh baya itu sambil menatap Book dengan seksama.

"I-iya tuan." Jawab Book dengan gugup, lalu pria itu pun masuk ke dalam bar. Sepertinya Book telah berhasil menarik pelanggan untuk mengunjungi barnya.

Selang beberapa menit kemudian, Book kembali mendapatkan panggilan dari Ploy.

"Book!. Kemari kau!!."

Rasanya dunia sangat kejam bagi Book, kenapa semua orang tidak menyukainya. Padahal ia selalu berusaha untuk bersikap baik pada semua orang. Book tentu tahu jika Ploy memanggilnya namun karena high heels yang ia kenakan membuat kakinya sakit sehingga ia berjalan begitu lambat dan membuat ia tidak bisa menghampiri bosnya itu dengan cepat.

"Hei, kau dipanggil. Cepat!." Ucap seorang rekan kerjanya sambil sedikit mendorong tubuh Book sampai-sampai Book sedikit limbung dibuatnya.

Jika harus kesal, tentu itulah yang dirasakan Book namun untuk saat ini ia hanya bisa pasrah dengan keadaan hidupnya.

"Sialan, kenapa lama sekali?!. Apa kau seorang putri?!." Bentak Ploy yang terlihat tidak sabaran akan pegawai barunya itu.

"Maafkan saya P'."

"Apa kau hanya bisa meminta maaf?!!."

"Cepat layani pelanggan di kamar 18!. Kau harus memberikan dia servis yang terbaik!."

Book terkejut saat mendengar ucapan Ploy, ia tidak menyangka jika ia harus segera 'melayani' pelanggannya di hari ia pertama bekerja. Tentu ia tidak siap akan hal itu, sebetulnya Book bukanlah pria yang bisa menyerahkan tubuhnya begitu saja.

The WitnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang