XXX

1.7K 104 9
                                    

Warning : NC-21

Dengan jarak yang begitu dekat, Force dapat merasakan jika pria cantik yang saat ini berada di dekapannya sedang merasa cemas dan takut, Force dapat merasakan dari tubuhnya yang kaku. Ia menyunggingkan senyumnya saat menatap pria cantik itu sedang ketakutan.

"Kau tidak berubah ya sayang. Selalu takut padaku. Dan sekarang sepertinya kau takut karena telah melakukan kesalahan." Force menyusuri leher jenjang Book dengan hidung dan juga bibirnya.

"Aahh tuan.. Saya tidak.." Book terkejut saat Force menggigit kecil lehernya yang mulus itu dan sedikit menghisapnya.

"Apa yang ingin kau katakan?." Dengan sorot matanya yang dingin, ia menatap Book tepat di kedua mata indahnya.

"Tuan Earth.. Saya tidak pernah melakukannya.. Haaa aahhh." Book kembali mendesah saat tangan Force mulai masuk ke balik pakaian yang dikenakan Book dan mengusap lembut dadanya.

"Lalu dengan siapa?." Force mendudukkan Book di sebuah sofa lalu ia menyingkap pakaian Book. Ia menelan ludahnya kasar saat menatap dada Book yang lebih berisi setelah pernah menyusui. Dan ternyata Book mengenakan sebuah nipple pad di balik pakaiannya. Perlahan, Force melepas nipple pad tersebut dan memunculkan puting susu yang berwarna merah muda itu dan terlihat semakin menonjol.

"Oh, sepertinya semakin besar ya sayang." Tubuh Book bergetar disaat ia merasakan hembusan nafas Force yang mengenai dadanya apalagi Force berulang kali memanggilnya 'sayang'.

Book menarik pundak Force agar mendekat pada dadanya, sepertinya ia ingin menyusui Force.

"Kau tidak sabaran sayang, aku akan menyusu padamu jika kau menjawab pertanyaanku terlebih dahulu." Force mendekatkan wajahnya lalu mencium pelan puting susu yang sudah mencuat dan mengeras minta dihisap itu.

"Nnghh tidak tuan.. Tidak pernah.. Tubuh saya hanya untuk Tuan Force." Book berbicara jujur, meskipun terbilangnya ia sudah ketagihan sex karena Force yang membuatnya seperti itu tetapi selama beberapa tahun belakangan ini tidak pernah ia melakukannya dengan pria lain.

Force menjulurkan lidahnya dan semakin mengangkat pakaian yang dikenakan Book lalu menjilat puting Book dengan ujung lidahnya.

"Ahhh tuan.. Mmhh..." Book meremas pelan pundak Force yang kokoh itu dan Force menyunggingkan senyumnya.

"Apa kau bicara jujur sayang?. Lalu kenapa kau tadi sangat takut saat aku menyebutkan kakakku?." Perlahan, Force mendorong tubuh Book ke sofa, lalu ia memandangi paras cantik Book yang kini kedua pipinya sudah merona karena rasa malu dan juga nafsu untuk ingin disentuh oleh Force.

"Karena saya membiarkan kakak anda memeluk saya." Terdapat air mata yang menggenang di kedua mata Book, sepertinya ia merasa sangat bersalah.

Force tersenyum lalu ia mencium bibir Book dengan lembut, Book sempat takut ia mengira jika Force akan menamparnya namun tidak. Force mencium bibirnya dan itu membuat Book membalas ciumannya.

Ciuman itu berlangsung lama, mereka seperti sedang melepas kerinduan yang mereka simpan sejak lama. Book tak berhenti mendesah, Force memagut bibirnya dengan rakus. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulut Book, mereka bertukar saliva. Book merasa semakin lemas dibuatnya, ia menggerakkan tubuhnya tanda ia sangat terangsang.

"Terimakasih sayang. Kau telah setia padaku." Ucapan hangat Force membuat Book tersenyum, ia menatap paras tampan itu lalu mencium pipinya.

"Tuan, saya mencintai anda. Sangat mencintaimu. Kumohon tetaplah bersamaku." Book memohon dengan sangat tulus, karena ia memang sangat mencintai dan menyayangi Force. Force tersenyum lalu menciumi jemari Book.

The WitnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang