EXTRA

3.3K 149 25
                                    

Theo dan Akk bermain di halaman, mereka bermain sepak bola dan kali ini ada hal yang berbeda karena setiap mereka bermain, ayah mereka akan mendampinginya.

"Ayah!." Theo menendang bolanya ke arah Force dan tentu Force menerimanya dan kembali mengoper pada Akk.

Anak kembar itu terlihat sangat senang, mereka bermain dengan riang gembira.

"Ayah, terima ini!." Ucap Akk sambil tertawa, ia menendang kembali ke arah Force dan Force berpura-pura bahwa ia tidak bisa melindungi gawangnya.

Akk bersorak begitu pula dengan Theo, mereka seolah pemain bola profesional. Force tersenyum lalu mendekat pada kedua putranya.

"Wah, anak ayah hebat sekali." Force memeluk kedua putranya secara bergantian dan menciumi pipinya.

Kedua putranya tertawa geli karena Force tidak henti-hentinya menciumi mereka.

"Sayang, sudah saatnya makan siang." Book menghampiri kedua putranya yang bersama ayah kandungnya itu.

"Yee, saatnya makan." Ucap Theo riang, begitu pula dengan Akk.

"Tidak lupa cuci tangan ya sayang." Pinta ibunya sesaat mereka masuk ke dalam rumahnya.

"Baik bu!." Jawab mereka serentak.

Force menghampiri Book dan memeluknya dari arah belakang lalu ia mencium pipinya.

"Aku merindukanmu." Bisik Force dan itu membuat Book tertawa geli. Karena hanya beberapa saat mereka tidak bertemu dan itu karena Book yang sedang memasak.

"Sayang, padahal hanya sebentar." Book membalikan tubuhnya dan kini menghadap ke arah Force.

"Bagiku hanya sedetik saja rasanya seperti setahun." Book semakin tertawa karena ternyata Force memiliki sisi seperti ini. Ternyata dia adalah seseorang yang pandai merayu.

"Sayang.." Kedua pipi Book merona dan Force kembali menciumnya.

"Sayang, aku ingin menikah denganmu." Ucap Force sambil memeluk Book dengan melingkarkan kedua lengannya di pinggang ramping Book. Book tentu merasa senang akan ucapan Force. Ia sempat tidak percaya dengan ucapan Force, ternyata Force akan melamarnya secepat ini.

"Sayang, maukah kau menikah denganku?." Tanya Force kembali karena sepertinya ia menunggu respon Book yang saat ini hanya terdiam dengan raut wajah cantiknya yang tidak percaya.

"Tentu sayang. Aku mau menikah denganmu." Jawab Book dengan pasti, ia memeluk erat tubuh Force yang kekar. Force tersenyum dibuatnya. Ia memeluk tubuh Book sambil menghisap aroma tubuh Book melalui ceruk lehernya.

"Ayah, ibu. Ayo kita makan!." Ucap Theo dengan muka masamnya. Sepertinya ia kelamaan menunggu ayah dan ibunya. Force dan Book tertawa saat melihat anaknya merajuk pada mereka.

"Oh sayang, maafkan ibu." Ucap Book sambil menghampiri putranya itu.

Force menutup kembali pintu kaca yang menuju halaman rumahnya dan ia segera menghampiri kekasih dan juga kedua putranya untuk segera makan siang bersama.

____________

Force terlihat sangat sibuk, ia terfokus dengan pekerjaannya. Apalagi tadi di perusahaan sempat diadakan meeting dengan beberapa dewan direksi. Force sempat datang ke perusahaannya untuk menjalankan meeting tersebut lalu setelah itu ia segera kembali ke rumahnya dan saat ini ia telah kembali karena ia tidak pernah berlama-lama di kantornya.

Suara pintu diketuk, Force menghentikan pekerjaannya dan ia menaikkan alisnya. Sepertinya ia sedikit terganggu, dan ia menduga apakah itu Book. Padahal dia sempat mengatakan pada istrinya itu bahwa untuk hari ini ia hanya ingin fokus pada pekerjaannya. Ia sempat meminta maaf pada Book yang sempat merajuk namun akhirnya Book mengerti.

The WitnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang