V

3.4K 216 14
                                    

Force menuruni tangga menuju sebuah ruangan rahasia yang berada di mansion megah itu. Lebih tepatnya itu adalah tangga yang menuju basement yang cukup luas nan gelap karena kurangnya pencahayaan disana. Hanya lampu temaram yang menyinari ruangan tersebut.

"Selamat malam bos." Beberapa anak buahnya yang sudah berada di basement tersebut mengucapkan salam dengan hormat pada bosnya itu.

Di dalam ruangan itu tercium aroma klorin yang khas, dan nampaknya para anak buahnya baru saja membersihkan ruangan itu.

"Kalian sudah membereskannya?." Tanya Force sambil menyalakan pemantik untuk menyalakan cerutunya.

"Ya tuan, kami sudah membereskannya." Jawab anak buahnya sambil menunjukkan hasil kerjanya. Nampaknya mereka baru saja selesai membereskan kejadian beberapa jam yang lalu saat di ruang makan. Mereka akan membuang tubuh Ploy yang sudah tak bernyawa itu ke tempat biasa mereka membuangnya. Dan sepertinya mereka membagi beberapa tubuh Ploy menjadi beberapa bagian agar memudahkan mereka untuk membuangnya.

"Lalu bagaimana dengan Kane?." Ucap Force sambil menghembuskan asap cerutunya.

Anak buah Force menganggukkan kepalanya lalu ia menyeret seorang pria dari sebuah ruangan khusus yang masih berada dalam basement itu. Pria itu memiliki penampilan yang mencolok, ia mengenakan kemeja motif bunga yang berwarna warni.

Seperti biasanya, anak buah Force mengikat kedua tangan pria bernama Kane itu. Kane nampak ketakutan saat ia didorong sampai terjatuh agar menghadap Force.

Force berjongkok di hadapan Kane sambil menghembuskan asap cerutunya.

"Apa kau tahu kenapa aku membawamu kemari?."

"Ti-tidak tuan." Kane menggelengkan kepalanya, ia yang terkenal sebagai orang yang sok pemberani namun nyatanya nyalinya tidak sebesar itu. Selama hidupnya ia memang tipikal orang yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Namun sebenarnya ia adalah seseorang yang pengecut dan sangat licik.

"Kau tahu dia?." Force menunjukkan smartphone nya dan disana terdapat foto tawanannya, Book.

"Ah, i-itu.. Ya saya tahu dia." Jawab Kane jujur, ia mengucapkannya sambil bergetar ketakutan. Namun ia kebingungan karena kenapa pria bernama Book itu ditanyakan padanya oleh seorang ketua mafia yang sangat ditakuti sekarang ini.

"Apa kau sering melakukannya?." Tanya Force dan itu membuat Kane kebingungan.

"Ma-maksud anda tuan?."

"Kau sering bekerja seperti ini?. Human trafficking." Jawab Force dengan penekanan, ia mengucapkannya sambil menikmati cerutunya.

"Y-ya tuan." Kane mau tidak mau ia harus menjawab jujur, namun ia masih kebingungan disaat ketua mafia yang terkenal kejam itu mempersalahkan tentang pekerjaan seperti itu, karena yang ia tahu Force pun memiliki bisnis seperti itu. Force adalah dalang dari bisnis-bisnis kotor seperti human trafficking, dan kartel narkoba belum lagi ia adalah mafia yang sangat kejam, ia sangat mudah sekali membunuh seseorang. Sudah banyak pencarian orang hilang dikarenakan Force adalah penyebabnya. Bahkan polisi pun sampai menyerah, atau bahkan sebenarnya Force sendiri bekerja sama dengan pemerintah. Ia membayar pajak sangat besar agar ia tidak berurusan dengan hukum.

"Aku tahu kau bekerja untuk 'dia' kan?." Force mengucapkan pelaku sebenarnya dari bisnis yang dijalankan oleh Kane.

"I-itu..."

"Ploy, dia pun terlibat bukan?." Force mengucapkannya sambil menatap kantong plastik besar yang tentu berisikan tubuh dari Ploy.

"Ti-tidak tuan. Bukan saya...."

Force berdiri lalu ia menendang sangat keras tepat di rahang Kane. Kane merasakan sakit yang luar biasa, dan ia merasa jika rahangnya telah patah.

"Kau berbohong." Karena cahaya lampu yang temaram, wajah Force tak terlihat sangat jelas namun Kane tahu jika saat ini Force sedang memasang ekspresi yang begitu menyeramkan.

The WitnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang