LawDoctor| episode 6 [°_°]

3 0 0
                                    

Sebelum membaca episode enam baca dulu episode lima dan liat cast nya ya guys.


***

Apakah setiap orang yang ditinggalakan harus ikhlas? Apa ikhlas ada ujungnya?

(M. Annara Kusuma Abimanyu)


Suasana pagi ini cerah, orang berlalu-lalang keluar rumah sakit, tidak ada kegaduhan di perawatan gawat darurat, rumah sakit dengan nama Haesang University itu terlihat sangat tenang dari luar.

Suara sepatu fantoufle terdengar nyaring di kooridor, seorang perempuan memakai rok span berwarna hitam selutut sedang berjalan penuh percaya diri.

Perempuan itu memasuki salah satu ruangan dengan nama dinding, prof, Adhinatha Kaliko Abimanyu, dibawah namanya tertulis lagi kepala departemen bedah thorak kardiovaskuler Haesang University.

"tidak perlu ikut wawancara Ra"

"Ara mau ikut"

"tanpa wawancara pun ini rumah sakit yang papah bangun dengan usahanya"

Ara menggeleng.

Itu Ara, Ara setelah 14 tahun yang lalu menyembuhkan kesehatan mentalnya di swedia, itu jelas bukan Ara yang dulu suka melamun, bukan Ara yang pendiam, bukan Ara yang suka berteriak histeris.

"kenapa ngotot mau wawancara, hm?"

"Ara harus mengikuti prosedur bang, tidak mudah bagi orang dengan keluarga sederhana yang ingin sekali masuk menjadi bagian dari Haesang, tidak mudah bagi tenaga kesehatan dengan nilai ipk rendah masuk kesini, dan tidak mudah juga bagi semua orang pegangguran di luar sana untuk bisa mendapatkan pekerjaan, dan Ara mendapatkan semua itu dengan mudah? Itu mustahil bang, Ara hanya mengikuti prosedur Rumah Sakit, hanya itu. Supaya Ara bisa yakin jika memang dengan apa yang Ara mampu, Ara diterima disini bersama abang"

Bang Iko terdiam, sedetik kemudian ia mengangguk.

Ara bangkit dari tempat duduknya, tersenyum hingga melihatkan gigi putih bersihnya, memakai nametag 115 dan menuju ruang wawancara tenaga kesehatan baru.

"padahal tanpa tes iq, lisan, skil, maupun wawancara Ara sudah cukup pintar untuk masuk disini, Ra, Ara." bang Iko berguman melihat Ara keluar dari ruangannya.

"aduh" Ara mengeluh, bahu nya sakit tertabrak dinding pintu, pandangannya beralih menatap dinding itu, Ara menatap bingung, bukan dinding yang menabrak pundaknya.

"punya mata?"

Ara terdiam.

"kalo jalan liat depan"

Ara terdiam, sejenak berfikir bukannya orang yang didepannya ini yang menabrak nya? Kenapa menyahlakan Ara.

"ada apa?" suara itu dari bang Iko, keluar melihat bising di depan ruangan heningnya.

Ara menunduk memberi hormat kepada bang Iko "maaf pak tadi orang ini menganggap saya yang menabraknya, padahal sudah jelas jika dirinya sendiri yang tergesa-gesa ingin masuk ke dalam" jawab Ara hormat pada abang nya sendiri.

Bang Iko terheran dengan tingkah adiknya.

"orang jelas-jelas kamu yg keluar ruangan ga liat depan"

"sudah, Ra segara menuju ruang wawancara"

"kamu erick, masuk!"

Pria dengan seragam kesehatan berwarna biru tua, dan memakai nurse cap itu masuk.

*nurse cap, biasanya digunakan perawat pria di ruangan tertentu untuk melindungi rambut supaya tidak mengganggu atau tidak rontok saat melakukan perawatan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LawDoctorWhere stories live. Discover now