08. |Elvano Brengsek

42.6K 930 11
                                    

Please, belajar menghargai. Saya udah capek-capek bikin alur cerita, luangin waktu istirahat untuk membuatnya tapi kalian gak hargai? Untuk apa saya update buang-buang waktu saja bree!!

******

Harus bahagia atau berduka?


Tiga hari berlalu, Zhea merasakan hal aneh terjadi padanya. Dari mulai tubuhnya terasa lemas, pusing, juga sering mual-mual. Zhea menganggap semua itu hanya gejala masuk angin, walau hatinya merasa takut kalau dia--hamil.

Sudah tiga hari ini, Elvano tidak datang ke rumahnya, karna cowok itu taunya Zhea sedang haid. Padahal Zhea tak haid sama sekali.

Dengan memberanikan diri, Zhea membeli tespect. Dia ingin meyakinkan, apakah dirinya seang hamil atau tidak.

"Semoga saja, feeling aku salah?" gumam Zhea. Memejamkan matanya sekejap.

Degh!

Nafas Zhea terasa tercekat, jantungnya berdetak tak karuan. Saat melihat benda kecil bergaris dua, berwarna merah itu, yang membuktikan bahwa dirinya sedang--hamil.

"Ini gak mungkin, ini pasti salah kan?" Zhea menggelengkan kepalanya.

Perlahan, air matanya mengalir membasahi pipi mulusnya. Zhea tak tau, harus apa dirinya. Bahagia atau justru harus berduka? Menjadi seorang Ibuk memang impian semua perepuan.

Tapi, dengan keadaan Zhea saat ini. Berbeda, dia bukan seorang istri yang akan dengan bahagia memberi kabar ini pada suaminya. Karna Zhea hanyalah Budak Pemuas Nafsu Elvano saja. Ia tak tau, Elvano akan bertanggung jawab atau tidak.

"Hiks ... a--aku harus gimana?" lirih Zhea.

"Aku takut, kalo mengatakanya pada Kak Elvano, aku takut dia ingin menggugurkan bayi ini." Zhea terisak pilu, sembari memegangi perut nya.

~~~~~~~

Dengan memantapkan hatinya, Zhea memutuskan untuk menemui Elvano di rumahnya. Bagaimana pun juga, Elvano terlibat dalam hal ini. Dia harus tahu, jika perbuatan nya itu membuahkan hasil, bagaimanapun jawaban Elvano nanti Zhea harus tetap memberi tahunya.

"Bik, Kak Elvano nya ada?" tanya Zhea sopan.

"Ngapain sih, nyari Tuan muda terus? Jadi cewek kok kegatelan banget! Pake ngejar-ngejar cowok!" ucap Dira--Maid muda. Dia menatap Zhea tak suka.

"Husst! Dira cukup!" ucap Bik Nurmi.

Bik Nurmi memandang Zhea , lalu tersenyum. "Ada Non, Tuan muda sedang berada di kamarnya, Non Zhea bisa langsung kesana." ucap Bik Nurmi ramah.

Zhea menangguk, ia melangkah masuk kedalam lift untuk menuju ke kamar Elvano yang berada di lantai 3. Rumah Elvano berlantai tiga, dengan desain mewah dan elegan.

Ceklek!

Begitu Zhea masuk, aroma minuman ber-alkohol menyeruak ke indra lenciuman nya, bercampur dengan asap rokok yang mengepul diruangan itu.

Grep!

Sebuah tangan kekar, memeluk pinggang Zhea dengan erat. Hembusan nafas Elvano menerpa leher Zhea.  Membuat cewek itu sedikit tegang, mendapatkan perlakuan itu.

ZHEVANO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang