01. |Budak Elvano

97K 1.1K 35
                                    

Zhea Skaya Laurent, gadis cantik berwajah manis, dia sedikit lugu, juga sedikit bar-bar. Usianya 17 Tahun. Zhea merupakan anak yatim piatu.


Elvano Zional Grafen, pemuda tampan yang bersipat kejam dan bengis, dia juga sangat arogan. Bahkan Elvano lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Iblis. Usianya 18 Tahun, merupakan seorang anak pengusaha sukses.


~~~~~

Di keheningan malam, terlihat seorang gadis berlari keluar dari sebuah rumah besar dengan raut wajah yang ketakutan. Keringat dan air matanya bercucuran, tubuhnya terlihat bergetar bahkan wajahnya pun terlihat pucat.

"Zhea, jangan kabur lo." suara keras itu semakin membuat Zhea ketakutan.

Ia takut jika nasibnya harus seperti Yula, teman sekelasnya yang dibunuh oleh Elvano karna sebuah kesalahan kecil.

Grep!

Tangan mungil nan mulus milik Zhea berhasil dicekal oleh tangan kekar Elvano, Zhea hendak bersuara namun mulutnya terburu dibekap oleh Elvano. Cowok itu merapatkan tubuh Zhea pada tubuhnya, membuat gadis itu ketakutan, takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Emmm! Empphh!" Zhea menggelengkan kepalanya, air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

"Diem, jangan berontak!" Elvano menyeret Zhea masuk kedalam rumah besar itu.

Elvano membawa Zhea menuju lantai dua, ia membawa Zhea masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas. Ia bisa tebak, jika ia di bawa kedalam kamar milik Elvano.

'Tuhan, tolong Zhea!'

Bruk!

Tanpa perasaan dan belas kasihan sedikit pun, Elvano mendorong kasar tubuh Zhea ke lantai, membuat gadis itu tersungkruk ke lantai dan meringis kesakitan.

'Tuhan, tolong Zhea, Zhea gak mau seperti Yula. Hiks ... Mama tolong Zhea.' lirih Zhea dalam hatinya.

Elvano tersenyum smirk, menatap Zhea yang menangis ketakutan. Zhea terlihat seperti seekor kelinci manis yang terperangkap kedalam sangkar harimau.

"Lo mau mati atau, jadi budak nafsu gue?" tanya Elvano tanpa berperasaan sedikit pun.

Degh!

Pilihan macam apa itu? Keduanya benar-benar membuat Zhea takut. Ucapan yang keluar dari mulut Kakak kelasnya ini benar-benar kurang ajar, namun Zhea tak berani menjawab. Tentu saja ia tak lupa, jika Elvano merupakan seorang psychopath.

"Jawab! Lo pilih pisau gue? Atau nikmatin setuhan gue?" ucap Elvano mencengkram dagu Zhea. Bibirnya yersenyum menyeringai.

"Hiks ... s-sakit Kak, tolong l-lepasin Zhea," pinta Zhea meringis kesakitan.

"Cepat jawab pertanyaan gue!" sentak Elvano dengan suara kerasnya.

Zhea tampak menarik nafas panjang, apapun itu, pilihan nya harus tetap hidup demi mewujudkan cita-cita almarhum Mama nya--menjadi Designer terkenal dan mempunyai butik sendiri.

Zhea memberanikan diri untuk menatap wajah Elvano. "Kak, Kakak bisa jadiin aku babu Kakak. Tali tolong, jangan apa-apain aku." Ucapnya sepelan mungkin.

"Gue gak butuh babu, gue butuh tubuh lo. Paham?" ujarnya dengan sinis.

Zhea tak kuasa menahan air matanya, dadanya terasa begitu sesak sekali. kehormatan nya, harga dirinya, sekarang sedang di pertaruhkan. Tapi di satu sisi, Zhea harus tetap hidup di dunia untuk mewujudkan impian Mamanya.

"Lo mau ngomong, atau gue robek mulut lo itu?" ancam Elvano dengan raut wajah datar.

"A-aku pilih ... pilihan kedua Kak, hiks ... tolong jangan bunuh aku!" Zhea menangis meminta ampunan.

ZHEVANO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang