Lima

343 38 0
                                    

Dua minggu sudah masa skorsing. Dua minggu pula Takemichi hanya berdiam dikamarnya.

Beruntung ia memiliki sosok pengganti ibu yang pengertian.
Neneknya terlalu baik.
Ia bahkan tidak mengadu soal Mikey pada ayahnya.
Takemichi bersyukur sekali.

Hampir tiap hari Mikey datang setiap pulang sekolah.
Dan kedatangan pemuda itu bukan hanya sekedar menemani.
Kadang ia membantu Takemichi yang ketinggalan pelajaran.

Seperti halnya hari ini.
Mikey datang dan Takemichi sudah menyiapkan satu meja belajar dilantai dan beberapa cemilan dari neneknya.

Mikey menyerahkan hasil coret-coretan pada bukunya.
Sejujurnya ia bukan orang yang rajin, mengingat riwayatnya si tukang hajar-pukul.
Tapi kali ini ia mengecualikan kemalasannya hanya untuk Takemichi.

Keduanya larut dalam obrolan ringan dan diskusi kecil soal pelajaran.

Mikey masih merasa berdegup ketika berada disekitar si pirang.
Ia masih belum tau kapan Takemichi bisa merasakan hal yang sama padanya.

Ia bahkan sering tidak fokus hanya karena ingin melihat ekspresi manis lawan bicaranya.

Mikey bertanya-tanya, apa ini yang dinamakan rasa suka? Ia bodoh dalam hal semacam itu.

" Dua hari lagi aku akan kembali sekolah "

Takemichi memecah pikiran Mikey. Pemuda itu langsung menoleh melihat ekspresi Takemichi yang menyendu.

" Rasanya aku tidak mau balik ke sana "

Mikey mengerti, namun ia tidak bisa berbuat banyak.
Ia mencoba menenangkan si pirang, menepuk pundaknya dan tersenyum.

" Aku akan melindungimu "














Hari masuk telah tiba. Takemichi kembali bersekolah.
Beberapa anak berbisik sembari melirik kearahnya.

Gosip perkelahian itu memang sudah menyebar ke penjuru sekolah. Tapi Takemichi memilih untuk tidak peduli.

Bahkan satu kelasnya memilih diam begitu ia masuk dan mengambil duduk.
Tidak ada sampah atau kejahilan dari mereka.

Ini aneh..

Ia melihat Mikey masuk kedalam kelas, mereka saling membalas senyum.

Ini terlalu aneh...













" Mereka memberiku jalan lewat, itu aneh sekali"

Takemichi berpendapat, ia menatap sungai deras dihadapannya, duduk di pinggir jembatan bersama dengan Mikey.

Puas main dindong sampai diusir, dan membeli Taiyaki. Mereka berdua memutuskan untuk nongkrong sebentar disana.
Tempat itu juga sepi dan sejuk, enak buat tongkrongan.

Mikey yang asik melempar kerikil kecil, tersenyum, merasa senang mendengarnya.

" Bukankah itu bagus? Tidak ada lagi yang meremehkanmu sekarang"

Takemichi menanggapinya dengan positif.

" Yeah.. mungkin "
















Tiga hari tidak ada gangguan. Takemichi merasa hidupnya sedikit tenang.
Bahkan tadi saat pelajaran olahraga tidak ada satupun orang yang melempari kepalanya dengan bola.

Sampai jam pulang, Takemichi yang baru saja keluar dari gerbang sekolah tiba-tiba dicegat beberapa orang bertubuh tinggi besar, mereka kelihatan lebih tua dan bukan berasal dari sekolahnya.

" Hey, dia yang menghajarmu? "

Salah satu dari mereka bertanya pada orang dibelakang.

Takemichi kenal orang itu.

Together || MaiTake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang