BAB 9

25 2 0
                                    

Aku menghabiskan malam di sebuah resort tak jauh dari lokasi pernikahan sahabat ku. Yellow Submarine menjadi pilihan yg tepat untuk suasana hati ku saat ini.

Dering ponsel menyadarkan ku dari lamunan panjang, segelas wine yg saat ini berada di tangan kanan ku, segera aku letakkan diatas meja dan meraih ponsel ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dering ponsel menyadarkan ku dari lamunan panjang, segelas wine yg saat ini berada di tangan kanan ku, segera aku letakkan diatas meja dan meraih ponsel ku.

"Heum, bicaralah." suara ku yg benar-benar tidak bersahabat.

"Kau yakin akan kembali?." jawaban seseorang yg berada di balik telpon ku.

"Heum, bukan kah itu yg kau inginkan." jawab ku dengan memainkan gelas wine yg saat ini berada di depan mataku.

"Aku tdk memaksamu untuk kembali, jangan salah kan aku jika semua terjadi diluar kendali mu, Tn Ophas." sebuah jawaban dengan nada yg sangat terdengar menekan.

"Ayolah paman, kau tahu, bukan aku satu-satunya sang putra mahkota, benar kan?." jawaban tegas kuberikan padanya.

"Kau akan terluka Da?." terdengar suara yg sudah tdk lagi meninggi.

"Aku yakin bukan itu arah bicara mu paman."

" Baiklah, aku yakin bukan aku orangnya yg bisa menghentikan tekad mu." sebuah suara yg mulai terdengar lembut

"Kau tahu akan satu hal paman, orang yg aku ingat untuk pertama kali, dialah orang yg berusaha membunuh ku, sangat menyakitkan bukan?." aku meneguk tetesan terakhir wine milik ku.

•••

"Hai Nak, bisakah ibu bantu untuk mengambil alih piring cantik ini sayang."

Sang Ibu bergegas membantu anak nya, karena sedari tadi suara ponsel Cerry sungguh tdk bisa diabaikan.

"Siapa sayang seperti nya dia tdk ingin menyerah." mata Raya menunjukan arah dmna ponsel Cerry itu berada.

"Entahlah Bu, tapi sepertinya internasional call." segera Cerry mengangkat panggilan telpon yg sangat tdk ingin menyerah itu.

Raya melihat ekspresi anak nya yg tampak tdk nyaman, tdk lama setelah panggilan telpon raya segera meraih tubuh Cerry yg terlihat lemas dengan muka yg pucat pasi, ia raih ponsel yg ada pada tangan anak nya itu dan ber bicara pada seseorang di sebrang telpon.

"Kau..siapa kau.." ucap Raya pada seseorang di sebrang telpon.

"Aku rasa aku tdk perlu mengenalkan siapa diriku." terdengar suara pria khas dengan nada berat dan sumbang nya.

Dari ekspresi Raya sudah jelas, dia tahu dgn siapa dia bicara saat ini.

"K- kau..., apa Prada menghubungi mu." suara Raya yg bergetar dgn mimik bibir nya yg tdk bsa ia sembunyikan.

"Aku tdk bisa mencegahnya, Raya, jadi siapkan dirimu." ucap sang pria dari balik telpon.

"T-tidak,, aku akan bicara pada nya." jawab nya dengan mimik wajah yg tampak jelas kebingungan.

"Sudah terlambat, dia sudah ada di sini, aku rasa aku tdk akan bisa berbuat apapun jika benar ingatan Prada kembali."

Panggilan telpon berakhir menyisakan Cerry dan sang ibu yg terlihat amat sangat frustasi.

"Jika Prada mengetahui masa lalu nya, kali ini apa dia bisa bertahan Bu?." ucapan Cerry di iringi isak tangis nya.

"Ayah mu, kita harus segera hubungi ayah mu." dengan mata yg berkaca dia meyakinkan anak nya itu.

Sang ibu dengan panik nya segera mengambil ponsel dan menghubungi suami nya, beberapa kali panggilan telpon tdk di respon, hingga pada panggilan terakhir mata nya menatap tajam pada wajah anak gadis nya yg sedang duduk terdiam di sofa besar kesayangan nya itu.

"Cerry apa kau tahu hal ini akan terjadi?." ekspresi sang ibu menggambarkan semua keadaan yg sedang terjadi saat ini.

Sial!!! Ayah pasti bicara yg sebenarnya pada Ibu!! ucap nya dalam hati nya.

•••

Terimakasih.
Silahkan tinggalkan jejak kalian

author realme1107

PRADA | Bright Win | THE END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang