Part 16

85 14 2
                                    

Gaje dan minim edit 😴
Sorry for typo ~

☆☆☆☆

Hampir setiap hari Chanhee akan berkunjung ke rumah Hyunjae setelah pulang sekolah. Untuk merawat atau pun menemani Hyunjae terapi.

Ini sudah tiga minggu sejak Chanhee dipercaya Mama Lee untuk merawat putranya. Hyunjae sudah mulai mengalami kemajuan dan sudah mau menanggapi apa yang Chanhee ucapkan atau sampaikan.

Seperti saat ini misalnya. Keduanya tengah berada di pinggir sungai Han. Duduk beralaskan sebuah tikar yang tadi dibawa pemuda April tersebut.

Langit sore itu cukup teduh, sehingga Chanhee mengajak kakak tingkatnya tersebut menghabiskan waktu di luar rumah.

Chanhee mengeluarkan beberapa kotak bekal yang berisi makanan yang sebelumnya sudah dia siapkan bersama Mama Hyunjae.

Sedangkan Hyunjae duduk diam dan tersenyum melihat pemuda manis itu begitu bersemangat.

"Kakak, ayo cobain ini. Tadi aku bikin sama Mama." Mama Lee meminta Chanhee memanggilnya dengan sebutan Mama seperti Hyunjae kepadanya.

Pemuda September tersebut membuka mulutnya dan menerima suapan dari pemuda yang lebih kecil.

"Gimana? Enak?" Hyunjae mengangguk lalu menelan makanannya.

"Enak." Jawabnya lalu mengisyaratkan agar Chanhee ikut makan juga.

Chanhee menyuapi dirinya sendiri dan juga Hyunjae bergantian hingga kotak-kotak bekal itu kosong.

"Uhh...kenyang banget. Heheh." Kekeh Chanhee sembari mengusap perutnya. Lalu merapikan kembali semua peralatan makan mereka. Hyunjae hanya tersenyum dan memperhatikan setiap apa yang dilakukan lelaki manis tersebut.

Keduanya kembali duduk diam. Menikmati langit sore di musim gugur yang cukup sejuk dan menenangkan.

Sebelah tangan Hyunjae terulur untuk meraih telapak tangan Chanhee. Lalu menggenggamnya cukup erat.

Sempat membuat Chanhee kaget namun kemudian tersenyum cerah. Pemuda manis itu mengecup sekilas bibir tipis milik Hyunjae.

"Aku sayang kakak." Pelan Chanhee di depan wajah Hyunjae.

Pemuda manis itu merasakan sebuah ciuman lembut di keningnya.

"Aku juga sayang kamu. Maaf."

Chanhee dapat merasakan tetes air mata Hyunjae jatuh di wajahnya.

Pemuda manis itu memeluk tubuh Hyunjae lalu menggumamkan banyak kata-kata sayang.

"Aku udah maafin kakak. Aku gak benci sama kakak." Chanhee menyeka air bening yang jatuh di pipi Hyunjae dengan jemarinya.

"Makasih, Chani."

Lalu Hyunjae kembali membawa tubuh Chanhee ke dalam pelukannya.






●●




"Dek, kemana baru pulang selarut ini?"

Younghoon mencegat Chanhee yang baru masuk ke dalam mansion mereka dengan langkah sepelan mungkin.

Chanhee memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat.

"Habis jalan sama Sunwoo  heheh."
Si sulung berdiri mendekat ke arah adiknya. Dia memperlihatkan riwayat panggilannya yang menghubungi Sunwoo.

Chanhee mematung.

"Sunwoo bilang dari sore adek udah gak bareng dia. Jadi, habis dari mana? Balapan lagi?" Tanya Younghoon dingin dan menyudutkan si bungsu.

"Enggak. Adek..adek tadi habis dari rumah Changmin bikin tugas. HP adek mati, jadi gak bisa ngabarin kakak kalo pulang telat."

Younghoon kembali mengotak atik ponselnya dan menunjukkan sederet chat dia dengan Changmin Kevin dan Juyeon.

Chanhee kehabisan ide. Semua orang yang bisa dia jadikan alasan telah dihubungi kakaknya itu.

"Aaa..kali ini adek jujur, adek habis dari Sungai Han. Nikmatin Me Time adek, jadi lupa waktu."

Pada akhirnya, Younghoon menunjukkan foto yang memperlihatkan Chanhee tengah memasuki mansion Hyunjae dan juga foto-foto sang adik di pinggir sungai Han bersama Hyunjae.

Pemuda April itu membolakan matanya. Apa Younghoon mengikuti atau menyewa mata-mata untuk mengikutinya, pikir Chanhee.

"Kakak dapat darimana foto itu?"
Younghoon menyeringai ke arah adiknya.

"Adek gak perlu tau. Sekarang adek jelasin, ngapain adek ke tempat si brengsek itu? Apa dia ngancem adek?"

Jadi selama tiga minggu ini, Chanhee selalu ke mansion Hyunjae secara diam-diam.

Dan karena sudah curiga, jadi Younghoon mencari tahu.

Chanhee yang sudah tahu alasan Hyunjae tak pernah menemuinya setelah kejadian di UKS (karena Sulung Kim itu menghajar Hyunjae hingga harus dirawat dua hari di rumah sakit) kini sadar, sebesar apa kebencian sang kakak terhadap Hyunjae.

"Kak, dia gak ngancem adek. Adek kesana karena keinginan adek sendiri. Adek sayang sama Hyunjae. Adek gak bisa lupain dia. Adek mohon, maafin Hyunjae."

Chanhee menggenggam tangan Younghoon dan memberikan puppy eyesnya. Memelas. Berharap si sulung luluh.

Younghoon mendecih.

"Adek gak inget siapa yang bikin adek hancur dan nangis selama seminggu sampe sakit? Dia gak tau kan kayak apa adek terluka? Kakak yang tau. Kakak yang selalu ada buat adek. Jadi kakak minta adek jauhin dia. Dia gak pantes buat adek."

"Kak, kasih kesempatan satu kali lagi buat Hyunjad buktiin kalau dia pantes buat adek. Ya ya ya?" Rengek Chanhee.


"Ada apa kalian ribut malam-malam?" Tanya Papa Kim kepada kedua putranya yang kini masih berdebat. Papa Kim terbangun karena kedua suara putranya yang berisik dan mengganggu tidurnya.

Keduanya otomatis menoleh ke arah sang Papa.

"Heheh..enggak Pa. Tadi Hoon sama Adek cuma ribut masalah sepele. Ya kan, dek?" Younghoon merangkul adeknya dan menyampaikan kode dengan isyarat matanya ke arah Chanhee.

"Heheh..iya Pa. Kita tadi cuma ribut hal kecil kok."

Chanhee nyengir ke arah Younghoon .

Papa Kim masih tidak percaya. Dia masih menatap curiga kepada keduanya.

"Adek tadi kenapa gak ikut makan malam? Kemana? Kenapa gak ijin ke Papa kalo pulang telat dan gak ikut makan malam?"

Chanhee melirik sang kakak untuk minta pertolongan.

"Tadi adek ijin jalan sama Sunwoo, Pa. Hoon lupa bilang. Heheh"

Papa Kim menyelidik kedua putranya. Lalu mengangguk menerima alasan Younghoon.

"Yaudah. Sana kalian tidur dan jangan berisik lagi. Ini sudah larut. Dan, adek, jangan lupa mandi dulu pake air hangat sebelum tidur."

Papa Kim mengingatkan putra bungsunya. Chanhee hanya tersenyum dan mengangguk.

Lalu keduanya berjalan masih dengan Younghoon  yang merangkul Chanhee menuju ke kamar mereka yang terletak di lantai dua.

"Urusan kita belum selesai dek. Habis adek mandi, kita bicara lagi."

Si sulung membuka pintu kamar adiknya dan mendorong pelan tubuh Chanhee masuk lalu menutup pintunya lagi dari luar.

Pemuda manis itu menjatuhkan tubuhnya di ranjang king sizenya setelah Younghoon menutup pintu kamarnya.

"Kenapa kak Younghoon susah banget dibuat luluh sih? Kenapa dia terlalu posesif? Haaahh..apa salah gue bisa punya kakak seposesif ini? Apa di kehidupan sebelumnya gue ngancurin sebuah kerajaan?" - monolog unfaedah Chanhee yang kini menenggelamkan mukanya ke bantal.

















TBC

My Possessive Hyung vs My Love (?) - MILNYU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang