CHAPTER 06

167 19 3
                                    

CHAPTER 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 06

Setiap hari aku mencoba untuk melupakan rasa sakitku, tapi semakin aku mencoba semakin aku terjebak dalam kegelapan.

* * *

Pendingin ruangan sudah menyala, angin otomatis keluar dan mulai menyebar ke seluruh penjuru kamar milik seorang cewek yang baru saja sampai di rumah. Tubuhnya masih terasa dingin karena terkena air hujan tadi. Ia memilih untuk duduk di sofa kecil di sudut kamar sembari memperhatikan pemandangan lewat jendela.

Rona, cewek itu, tidak bisa menyembunyikan senyumnya sejak tadi. Ia terus mengingat momen ketika dirinya bersama Kier. Ini memang pertama kalinya ia mengenal cowok itu. Ini juga pertama kalinya Rona bertemu dengan Kier. Cowok itu terkadang tidak bisa ditebak dan sangat membuat Rona merasa penasaran.

Namun, lamunan Rona teralihkan pada ponselnya yang berbunyi. Nomor milik Annika muncul begitu saja di layar. Rona mengingat nomornya tapi tentu saja dia tidak rela menyimpan nomor Annika di ponselnya. Ia jelas masih mengingat seberapa bencinya ia kepada Annika.

Annika: Oke. Gue hubungi lo lagi kalau perlu.

Tentu saja. Pekerjaan mengantar makanan kepada Kier sangat mudah. Rona hanya perlu membuat cowok itu mengetahui bahwa makanan itu dari penggemar rahasianya. Meskipun, entah apa yang akan terjadi nantinya, ketika Kier tahu bahwa Annika menyukai cowok itu.

Apa Kier akan menerima Annika? Apa Kier senang Annika menjadi penggemar rahasianya?

Rona tersadar akan pikiran-pikiran itu. "Kenapa gue jadi penasaran?" tanyanya pada diri sendiri.

Aneh sekali Rona jadi penasaran apa yang terjadi jika ia berhasil membuat Annika mendekati Kier. Ia dengan buru-buru membalas pesan mengancam kepada Annika. Walaupun Rona bersedia membantu Annika, tapi untuk urusan kepentingannya, Rona akan tetap membuat Annika mengingat bahwa Rona membencinya.

Rona: Jangan lupa tugas lo!!

Tidak lama pesan balasan datang lagi dari Annika. Rona membacanya antara kesal dan juga merasa lega.

Annika: Santai.

Sebab Annika terlihat biasa saja, seakan-akan dia mampu membuat Rona mendapatkan keinginannya semudah itu. Rona yang ingin mendapatkan banyak pengunjung pada lukisannya. Rona yang sangat ingin lukisannya dilihat oleh banyak orang. Meskipun sebenarnya, Rona tahu bahwa ia bisa membayar orang-orang itu untuk melihat lukisannya ketika di pameran, namun jika caranya seperti itu tentu saja apresiasi yang penuh kebohongan bagi seorang seniman.

Kebohongan.

Berapa banyak kebohongan yang telah Rona lakukan selama hidupnya? Atau apa itu bisa disebut kebohongan jika yang Rona lakukan adalah menutupi siapa orang tuanya dari semua orang?

Jika Warna Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang