CHAPTER 15

85 13 0
                                    

CHAPTER 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 15

Orang yang benar-benar mencintaimu tidak akan pernah membiarkanmu menghadapi dunia seorang diri. Dia akan hadir setiap kali air matamu jatuh, berjalan bersamamu di malam hari, dan selalu ada di setiap langkahmu, mengikuti jejak hidupmu dengan penuh cinta dan perjuangan.

* * *

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sebuah peribahasa yang selalu digunakan untuk menggambarkan kesamaan pada seorang anak dengan orang tuanya. Sama seperti Kier yang tidak begitu berbeda dari orang tuanya sendiri. Alasannya memutuskan untuk berkuliah di jurusan Hukum karena keluarganya juga menekuni bidang yang sama. Misalnya seperti satu keluarga yang memiliki profesi sama. Entah itu dokter, polisi, atau bahkan guru. Kier juga mengalami hal itu pada keluarganya, tidak jauh berkaitan tentang Hukum, ia tumbuh pada keluarga yang berprofesi sebagai pengacara dan bahkan kakeknya sendiri adalah seorang hakim.

Mereka telah berhasil memenangkan kasus-kasus besar, memberi Kier pemahaman mendalam tentang berbagai isu yang selalu menjadi sorotan media. Termasuk di antaranya adalah kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara, tindakan penipuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh berpengaruh, dan bahkan kasus kejahatan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari orang biasa hingga selebriti ternama di tanah air.

Bukan tanpa alasan Kier jadi mengikuti jejak orang tuanya. Mereka bahkan belum sepenuhnya pensiun dari dunia ini. Beberapa tahun lalu papanya sudah menjadi hakim dan memutuskan banyak sekali perkara sampai sekarang. Meski Kier tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang keluarganya, fakta tersebut cukup membuat semua orang tak heran bahwa Kier memilih menjadi pengacara. Sejak kecil, Kier telah terpikat oleh banyak buku tentang hukum, menggali bagaimana orang mencari keadilan di tengah masalah mereka. Kier sering membaca buku-buku tersebut di ruang perpustakaan pribadi orang tuanya, bukan bacaan seumurannya. Menemukan hiburan dalam kata-kata yang belum sepenuhnya dipahaminya. Memikirkan setiap kata yang sebenarnya belum bisa ia mengerti. Memahami apa yang dimaksud dari kalimat-kalimat itu cukup sulit untuk diimajinasikan oleh seorang anak kecil sepertinya.

Kier tak pernah merasakan kegembiraan membaca buku cerita bergambar, tidak seperti anak laki-laki lain yang menantikan kelanjutan kisah Detektif Conan atau sibuk mengikuti serinya komik Naruto. Sejak kecil, pikiran Kier sudah terpenuhi oleh cerita-cerita rumit tentang masalah hidup orang lain. Mulai dari pembagian harta, hak asuh anak, tindak kekerasan, pembunuhan, hingga kasus kejahatan internasional seperti peredaran narkoba dari luar negeri ke Indonesia.

Mengetahui bahwa Kier gemar membaca buku itu, orang tuanya justru menyatakan kebanggaan pada dirinya. Seolah-olah mereka telah mendapatkan anggota baru dengan minat yang serupa. Tak heran ketika Kier memilih mengambil jurusan hukum dan bercita-cita menjadi seorang pengacara, dukungan penuh dari orang tua pun terus mengalir.

Selama kuliah, Kier tidak pernah melewatkan waktu untuk terus belajar. Mencari segala hal yang belum pernah Kier tahu sebelumnya. Memahami apa yang dilakukan oleh orang-orang profesional di kampus. Mendengarkan dengan saksama ketika dosennya menerangkan suatu materi. Kier tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan itu untuk belajar. Ia juga tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan selama ini, selama hampir empat tahun ia berkuliah, dan sekarang ia berada pada semester akhir juga menjadi jelas Kier tidak mungkin mencari masalah ketika sebentar lagi ia akan lulus.

Jika Warna Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang