CHAPTER 08

175 16 16
                                    

CHAPTER 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 08

Setiap hari aku merasa seperti aku berjuang melawan gelombang besar yang tidak pernah berhenti.

* * *

Rona sangat-sangat ingat kalau lampu tidur yang menemaninya setiap malam akan selalu menyala. Ia juga sudah memastikan bahwa lampunya sama sekali tidak rusak. Saat ia kembali menekan tombol on dan seketika lampu tidurnya langsung memancarkan cahaya. Sudah jelas bahwa benda itu masih baik-baik saja sampai sekarang.

Tapi kenapa ketika dia terbangun, lampu itu mendadak mati?

Kenapa sama persis seperti mimpi yang Rona rasakan semalam? Mimpi yang sangat aneh namun terasa begitu nyata.

Rona tentu tidak akan diam saja. Ketika orang tuanya sudah tidak ada di rumah, ia dengan cepat pergi ke pos satpam untuk menanyakan rekaman CCTV. Satu-satunya bukti yang perlu Rona lihat pada saat ia tertidur semalam.

"Non Rona, kenapa tiba-tiba minta lihat rekaman CCTV? Apa ada hal mencurigakan, Non?" tanya Pak Rudi, salah satu satpam yang menjaga rumah Rona. Dia tampak khawatir melihat Rona untuk pertama kalinya meminta hal seperti ini.

Rona menggeleng cepat. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya dirinya rasakan tadi malam. "Saya cuma lupa taruh barang, Pak. Buat pastiin aja mungkin saya ingat kalau saya lihat rekaman CCTV."

Alasan yang cukup masuk akal. Kalau sudah begini, Rona yakin satpamnya tidak akan terlalu khawatir. Meskipun seharusnya Rona menceritakan ini semua. Ia mungkin butuh penjagaan ekstra kalau-kalau kejadian tadi malam yang ia anggap mimpi malah sebenarnya nyata.

Membayangkan itu saja langsung membuat Rona menggidik ngeri. Rona ingin membuang jauh pikiran negatif itu. Sebab tidak ada yang aneh di dalam rumahnya. Tidak terlihat maling. Orang tuanya pun baik-baik saja. Harta benda di rumah tidak ada yang hilang satu pun. Dan satpam-satpam juga tentu menjaga rumah ini sangat ketat. Hanya saja jika apa yang Rona alami itu nyata, artinya ia baru saja mengalami pelecehan oleh orang yang ada di dalam rumahnya sendiri.

Pak Rudi pun membawa Rona ke ruang CCTV. Beliau langsung mengatur waktu sesuai permintaan Rona dan memastikan pengecekan kamera tepat di depan kamar Rona.

Awal-awal di depan kamar Rona tampak kosong dan baik-baik saja. Tidak ada hal yang menunjukkan keanehan. Meskipun di dalam kamarnya tidak memiliki CCTV, tapi setidaknya di depan kamar tidak ada seseorang yang memaksa masuk. Namun, keadaan baik itu berubah ketika perhatian Rona terhenti pada tubuh yang sudah sangat ia kenali.

"Lho, Non Rona, ini ada Bapak yang masuk ke dalam kamar, Non," ucap Pak Rudi dengan santainya, seakan-akan tidak menyadari bahwa ada yang aneh dari rekaman itu.

Sementara Rona terdiam menatap layar, ia meneguk salivanya berat. Tubuhnya yang sejak tadi mencoba kuat namun kembali bergetar dan hampir terjatuh kalau saja Rona lupa menopang.

Jika Warna Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang