PROLOG

33 6 0
                                    

(***)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(***)

Elnaura Indriana Syailendra......

Nama yang diberikan keluargaku ketika aku lahir ke dunia. Tepatnya tahun 1996 silam. Ada yang bilang, ibuku melahirkanku setelah dua tahun menikah dengan ayahku. Aku lahir di salah satu rumah sakit yang terletak di daerah Surabaya Timur. Ibuku pernah bilang ketika aku lahir, aku tidak mengeluarkan suara tangis selama tiga hari. Ditambah lagi, aku lahir secara prematur kala itu. Dua pertimbangan itulah yang membuat dokter harus meletakkan diriku di dalam inkubator.

Saat akan dilahirkan, ayahku tidak bisa mendampingi ibuku di rumah sakit. Katanya, beliau sedang berada di luar kota. Kala itu, ayahku masih bekerja sebagai sopir truk di Pabrik Star Surabaya. Dalam sebulan terkadang ia ditugaskan untuk keluar kota selama tiga hingga lima kali. Itulah kenapa beliau tidak bisa menyambut kehadiranku untuk pertama kalinya. Bahkan ketika aku lahir, yang mengadzani diriku adalah saudara laki-laki ayahku. Ayahku baru bisa datang di rumah sakit tiga hari setelah aku lahir. Di saat itulah suara tangisku terdengar pertama kali. Mungkin saja saat itu aku memang ingin menunggu ayahku pulang. Setelah aku mengetahui tentang semua itu dari ibuku, aku sadar bahwa dari lahir aku sudah tidak beruntung.

Ini adalah kisahku yang kutulis dengan penuh persiapan. Karena bagiku, untuk menulis kisah ini aku perlu kembali ke masa lalu. Mengingat lagi hal yang seharusnya sudah kulupakan serta hal yang seharusnya tidak perlu kubuka ulang. Tapi nyatanya, kali ini aku ingin menulisnya dengan tujuan untuk mengenang. Mengenang apa yang telah aku jalani dulu. Sehingga ketika nanti aku lupa, aku bisa saja membaca kisahku yang telah kutulis. Kisah ini bisa dibilang sudah teramat lama. Tapi aku akan berusaha menulis apa yang aku ingat dengan baik. Awal mula kisah ini dimulai saat aku berusia sebelas tahun. Tepatnya di tahun 2007

FYI, aku menulis cerita sambil makan es krim. Boleh kan? Aku memang sangat suka dengan es krim. Terutama dengan es krim rasa cokelat. Ketika sedang galau dan suasana hatiku tidak baik, aku akan membeli es krim di minimarket di dekat rumah. Es krim memang membuat suasana hatiku membaik. Selain itu, aku bisa mendapat inspirasi ketika aku menikmatinya. Jadi, jika ada teman yang membelikanku es krim, aku dengan senang hati menerimanya. Hehehhee.....

Oh, iya... Karena namaku terlalu panjang, akan aku persingkat saja. Aku biasa dipanggil dengan nama "Naura". Jadi kalian bisa memanggilku Naura. Panggilan sederhana dan pastinya cukup mudah untuk kalian ingat, bukan?

Aku adalah anak pertama di keluargaku. Lebih tepatnya dalam pernikahan ayah dan ibuku. Bisa dibilang aku lahir dari keluarga cemara dan sederhana. Aku mempunyai seorang adek perempuan yang umurnya berjarak empat tahun dariku. Kalian bisa memanggil adekku Itsna. Kami berdua memang sering bertengkar selayaknya saudara pada umumnya. Berebut mainan, atau sekadar menjaili satu sama lain. Itulah yang selalu kami berdua lakukan setiap hari. Tapi walaupun begitu, aku tetaplah memiliki nurani sebagai seorang kakak untuknya. Aku menyanyangi Itsna sebagaimana mestinya. Begitupun juga kedua orangtua kami.

Tapi, ternyata....

Hmm... (aku ingin menghela napas sebentar)

Ternyata semua tidak bertahan lama. Semua tidak sesuai dengan ekspetasi yang telah kubayangkan. Keluarga cemara yang aku miliki sudah musnah. Hidup tidak selamanya berpihak padaku. Banyak hal yang membuatku sakit serta membuat duniaku hancur. Goresan luka yang datang dari beberapa orang yang tak pernah kuduga sebelumnnya. Semua hal yang membuat diriku lupa pada sosok diriku yang dulu. Sosok diriku yang sangat ceria kini berubah menjadi pendiam dan tertutup. Hebatnya lagi, luka pertamaku datang dari keluargaku sendiri. Semua itu terjadi setelah kematian Itsna. Tepat pada bulan Sepetember tahun 2007.

MY AMYGDALA : Elnaura Indriana SyailendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang