Empat Kosong.

18.4K 539 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 dan Genza baru terbangun, dia termenung dan hanya berdiam diri di dalam kamar. Dia tidak bisa berjalan akibat kebrutalan anak nya yang terus meminta lebih untuk memasukinya.

Cklekk

Pintu kamar terbuka dan menampakkan Ganza dengan penampilan sexy nya sedang membawa nampan berisi makanan.

"Makan baby", serunya dengan senyum lembut.

Ganza menaruh nampan berisi makanan itu di nakas lalu duduk dipinggiran kasur membantu sang ayah mencari posisi yang pas agar bisa duduk dan makan dengan tenang. Dia mengambil makanan yang dia taruh dan mulai ingin menyuapi sang ayah.

"Ayah bisa sendiri", ucap Genza canggung.

"Biar aku yang menyuapimu Ayah", sahut Ganza.

"Ayah bisa sendiri nak jangan repot repot!!", ucap  Genza sedikit membentak sambil menolak suapan yang di berikan, secara tidak sengaja dia menyenggol piring dan menjatuhkannya.

Praangggg

Akibat itu atmosfer kamar yang tadi nya hangat menenangkan menjadi dingin menyeramkan. Raut wajah Ganza yang semula full senyum menjadi keruh karena penolakan yang di lakukan sang ayah.

Genza yang merasakan aura tidak mengenakkan itu bergetar takut dan menyesali perbuatannya yang membuat sifat kasar sang anak kembali.

"Ayah ingat saya tidak suka pembatahan dalam bentuk apapun", ucap nya pelan sembari mencengkram kuat dagu sang ayah.

"Sshh sak-kitt l-lepass nakkk", rintih Genza.

"Kau mendengar ucapan ku ayah?", tanya Ganza.

Genza hanya mengangguk dan menunduk takut. Melihat ayah nya hanya mengangguk seperti orang bisu, Ganza menjadi geram.

"Apa sekarang mulutmu menjadi tidak berfungsi ayah? perlu aku sobek sekalian?", tanya nya sambil menambah kekuatan cengkraman pada dagu sang ayah sehingga dagu tersebut mengeluarkan darah.

"Ahh ssshh i-iyaa ssshh a-a-ayaah mengertihhh", jawab Genza terbata merasakan sakit yang amat pada dagu miliknya.
Mendengar jawaban keluar dari mulut sang ayah Ganza menjadi puas dan melepaskan cengkraman kuat pada dagu yang sudah mengeluarkan darah tersebut.

"Sakit hm?", tanya Ganza lembut.

Ganza beranjak dari tempat nya dan mulai membersihkan serpihan nasi dan kaca dari piring makanan yang tidak sengaja terjatuh tadi. Setelah itu dia pun mengambil kotak p3k untuk mengobati luka yang dia buat sendiri dan fokus mengobati.

Sementara Genza hanya meringis merasa sakit pada dagu nya, tiba² tatapannya terfokuskan pada wajah menawan yang ada di hadapannya. Sangat sempurna dan enak di pandang, saat fokus menelusuri wajah itu entah kenapa matanya teralihkan pada bibir sexy yang selalu mencumbu nya dengan brutal. Seakan terhipnotis, Genza secara tidak sadar mendekatkan wajah nya dan menempelkan bibir nya pada bibir Ganza.

Ganza yang mendapat serangan tiba² membelalakkan matanya kaget lalu tersenyum smirk, tidak menyia nyiakan kesempatan dia pun membalas ciuman tersebut dengan brutal.

Ini sudah 5 menit berlalu tapi mereka masih tetap lumat melumat bibir, mereka sama² tidak ingin mengalah.

Cppkk

Eummhh

Eunghh

Suara kecapan dan lenguhan menambah kesan panas di kamar mereka. Tidak lama tautan bibir pun terlepas, mereka terengah engah sambil terus menatap satu sama lain.

Ganza tersenyum dan mengusak gemas kepala ayah nya. Setelah beberapa menit saling menatap, Ganza mulai terlebih dahulu pergi meninggalkan kamar untuk membiarkan sang ayah beristirahat.

𝐜𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐬𝐨𝐧 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang