Akhir dari segalanya.

12.7K 404 8
                                    

Satu bulan sudah sejak kejadian berdarah-darah itu, Genza dia sudah bangun dari tidur panjang nya, dia sekarang sedang duduk di ruang tamu menonton televisi dan memakan cookies dengan tangan nya yang mengelus elus perut besar nya yang sudahr memasuki bulan ke 9. Ganza benar-benar menjaganya dengan baik dan menaruh banyak bodyguard di sekitar mansion baru yang mereka tempati. Bahkah Ganza menyeleksi langsung para pekerja di mansion ini takut-takut jika mereka berada di pihak lawan dan meracuni Genza tanpa sepengetahuan nya.

Genza sebenarnya agak terkekang karena begitu di jaga ketat, tapi dia bukan seperti uke uke lainnya yang di beri banyak penjaga untuk keselamatannya malah menolak dengan dalih bisa menjaga diri dan akhir nya mati di tangan musuh. Dia bukan tipe yang seperti itu kata nya itu tidak cool sama sekali hahaha.

Genza terus melamun memikirkan banyak hal hingga tidak menyadari kehadiran Ganza yang sudah duduk manis di samping nya sembari menatap lekat dirinya.

"Baby apa yang kamu pikirkan sehingga dahi mu berkerut seperti ini hm?", ucap Ganza sembari mengelus dahi suami kecil nya itu.

Genza yang merasakan usapan lembut di dahinya pun terkesiap. Ternyata Ganza yang mengelus lembut dahi nya sambil menatap penuh ke khawatiran.

Genza tersenyum manis sambil memegang tangan Ganza dan mengelus nya.

"Tidak ada Daddy, uhm aku hanya berpikir sedikit", ucap Genza sembari memperagakan kata sedikit dengan gerakan jari nya.

Ganza yang melihat itu pun merasa gemas dan dia pun memeluk erat Genza sambil tangan nya mengelus perut Genza yang seperti nya sudah siap untuk mengeluarkan bayi yang ada di dalamnya.

Mereka teruss berpelukan mesra sembari menonton tayangan berita terkini di televisi. Suasana benar-benar sunyi sehingga suara rintihan kesakitan Genza terdengar nyaring.

"Ahh shh uhh sakitt, Daddy seperti nya baby ingin cepat cepat keluar untuk melihat dunia", ucap Genza sembari terus merintih dan mengelus perut nya.

Ganza yang mendengar itu pun langsung memanggil kepala pelayan untuk mengambil keperluan yang di butuhkan, lalu menyuruh supir untuk menyiapkan mobil dan dia berjalan santai menuju mobil sembari terus mengelus perut Genza seperti meminta anak nya untuk sabar dan jangan mendesak Genza.

Genza yang perut nya di elus elus pun merasa rileks walaupun masih terdengar rintihan lirih nya.

"Lapor bos mobil sudah siap", ucap sang supir.

"Hm jalan kan mobil dengan cepat namun selamat, jangan sampai kau membahayakan semesta ku atau kau mati", jawab Ganza tajam sembari masuk kedalam mobil.

"B-baik bos", ucap supir itu terbata bergidik ngeri.

Mobil pun melaju cepat menuju rumah sakit.

Jika Genza terus merintih kesakitan, beda dengan Ganza yang dengan santai nya mengelus perut Genza dan menyeka keringat dingin yang membasahi dahi Genza. Tidak ada raut panik di wajah nya, yang ada hanya raut dingin dan santai nya.

"Shh rileks sayang tarik napas mu perlahan dan buang okey darl", bisik Ganza tepat di telinga Genza.

Genza yang mendengar intruksi itu pun langsung melakukannya. Begitu seterusnya sampai berada di rumah sakit.

Di rumah sakit Ganza berjalan dengan santai sambil menggendong Genza ala bridal style menuju ruang persalinan.

Brakkk

Semua yang berada di ruang persalinan terkejut dan langsung melihat siapa yang berani berani nya menendang pintu di saat ada pasien yang sedang mereka tangani. Saat tau orang nya mereka langsung ternganga dan berkeringat dingin.

𝐜𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐬𝐨𝐧 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang