Tepat di saat jam menunjukkan pukul 03.00 pagi Ganza memasuki rumah nya, saat berjalan mata nya tidak sengaja melihat seonggok manusia sedang tidur meringkuk seperti bayi. Dia pun menghampiri nya dan menelentangkan manusia yang tidur itu dan lihatlah wajah menggemaskan milik Genza.
Saat sedang tidur pun ayah nya ini bertambah indah, dia benar² sudah jatuh sejatuh nya kepada sang ayah, dia ingin ayah nya hanya untuk nya. Dia terus saja memperhatikan sambil terus mengelus elus kepala dan wajah lembut sang ayah agar sang ayah tetap tertidur dengan lelap.
Kebetulan sekali kepala maid yang sudah bangun sedang berjalan keluar membawa kresek sampah itu melihat tuan muda nya sedang duduk sembari memperhatikan tuan besar nya yang sedang tidur. Kepala maid itu cepat cepat pergi membuang sampah agar bisa menghampiri tuan muda nya dan menjelaskan tentang tuan besar nya itu.
"Eum tuan muda mohon maaf itu teh tuan besar nya nda di pindahkan ke kamar saja? kasian atuh tuan besar teh udah lama tidur meringkuk seperti itu tuan muda, kalo tidak salah tuan besar baru tidur 1 jam yang lalu karena tuan besar ngotot ingin menunggu anda pulang", tanya nya sambil menjelaskan.
"Dia menunggu saya?", tanya Ganza.
"Njeh tuan muda, katanya teh tuan besar ga suka kalo tuan muda pulang nya malem malem jadi nya tuan besar nungguin tuan muda", jelasnya lagi.
"Terima kasih", sahut nya.
"Sama sama tuan muda", jawab kepala maid.
Kepala maid itu pun segera pergi untuk melakukan pekerjaan nya dan dia tidak ingin mengganggu majikannya itu.
Ganza pun mengangkat sang ayah untuk di pindahkan ke kamar milik nya. Saat diangkat ayah nya itu menggeliat kecil merasa seperti ada yang menggendong nya, Genza mengalungkan tangannya dan menelusupkan kepalanya di leher Ganza.
Ganza hanya tersenyum melihat ayah nya bertingkah menggemaskan saat tidur. Ah ayah nya ini memang selalu menggemaskan di mata Ganza.
Setelah sampai dia meletakkan sang ayah diranjang milik dan menyelimuti agar tubuh sang ayah tetap hangat. Dia memperhatikan ayah nya itu dengan lekat selama beberapa menit.
Karena merasa lelah dia juga masuk kedalam selimut dan mendekap erat sang ayah. Ganza meletakkan wajah nya di ceruk leher sang ayah, dan menghirup dalam dalam aroma memabukkan milik sang ayah.
Sangat memabukkan membuat Ganza benar² candu dan ingin selalu menghirup aroma itu hanya untuk nya.
Mata nya pun perlahan terpejam dan dia mulai memasuki alam bawah sadar milik nya.
__________________
Bulan mulai tergantikan dengan matahari yang terlihat menyembul di celah-celah gorden kamar yang di tempati oleh dua lelaki beda umur tersebut.
Mereka sama² tidak terganggu dengan silau nya cahaya matahari dan malah semakin mengeratkan pelukan hangat mereka satu sama lain.
Sampai tiba-tiba satu dari mereka membuka mata nya melihat langsung kearah wajah tampan milik lelaki yang sedang menutup mata indah nya itu.
Dua lelaki tersebut adalah Ganza dan Genza
"Sangat tampan", lirih nya sembari mengangkat tangan nya dan mulai menelusuri wajah rupawan itu.
"Eungh morning babe", ucap Ganza lelaki yang lebih muda dengan suara serak menggoda milik nya.
"Y-ya morning", sahut Genza gelagapan dan mencoba melepaskan dekapan erat dari Ganza.
"Ganza lepas ayah mau mandi", ucap nya lirih.
Ganza hanya diam bertambah mengeratkan dekapannya dan menenggelamkan kepala nya sembari menghirup kuat aroma memabukkan sang ayah.
Genza hanya pasrah melihat tidak adanya pergerakan dari Ganza. Dia lelah terus memberontak untuk keluar tapi tidak membuahkan hasil.
Melihat wajah pasrah Genza yang menggemaskan Ganza terkekeh dan melepaskan dekapan nya membiarkan Genza terlepas dan berlari ke arah kamar mandi. Melupakan pakaian ganti milik nya yang tidak terbawa.
"Shh ahh milik ku benar-benar menggemaskan", ucap Ganza pelan dengan menunjukkan wajah dingin dan senyuman mengerikan nya sembari terus menutup mata.
Ckleekk
Terdengar suara pintu kamar mandi tidak membuat Ganza membuka mata.
Genza yang melihat Ganza memejamkan mata langsung tergesa-gesa untuk mencari pakaian milik nya dan segera memakai nya. Dia benar² lupa membawa pakaian ganti karena buru² masuk kamar mandi.
Disaat dia memasang celana, dia di kejutkan dengan tangan yang melingkar di perut nya membuat celana yang akan dia pasang langsung luruh ke bawah. Saat melihat ke arah cermin terlihat disana Ganza memeluk tubuh nya erat sembari menyeringai.
Glupp
Genza menelan ludah nya pelan, dia benar² gugup melihat wajah menyeramkan anak nya yang seperti ingin memakannya itu.
"Ayah kau sengaja memancing ku dengan tubuh telanjang mu yang indah itu hm?", bisik Ganza seduktif di telinga Genza, membuat nya merinding.
"Sshh a-ayah t-tidak bermaksud", jawab Genza mendesis terbata karena leher nya di jilati oleh Ganza.
Ganza terus menjilat dan menggigit leher sang ayah sampai banyak sekali tanda kepemilikan terlihat, dia melihat ke arah cermin dan boomm. Ganza terangsang melihat wajah merah sang ayah dan mulut yang sedikit terbuka akibat menahan desahan nya agar tidak keluar.
Genza terkesiap merasa dirinya berputar dan bibir di lumat dengan kasar, dia hanya bisa mengimbangi dan mengalungkan tangan ke leher sang dominan.
"Uhm enghh", Genza hanya melenguh saat mulut nya benar benar di obrak abrik oleh Ganza dan pantat sintal nya terus di remas oleh tangan berurat milik Ganza.
Ingatkan bahwa Genza masih hanya memakai CD karena terkejut dengan ketiba tiba an Ganza yang menyerang nya membuat celana yang akan dia apaki terjatuh dan baju nya tidak sempat dia pakai.
Plaakkk
Plaakk
"Angghh uhmm", dua tamparan di pantat nya membuat Genza mendesah tertahan akibat bibir dan mulut nya masih tidak di lepaskan oleh Ganza.
Melihat sang ayah yang sudah akan kehabisan napas Ganza pun dengan berat hati melepaskan bibir manis yang menjadi candu nya itu. Ahh tidak semua yang ada pada tubuh ayah nya ini sangat candu bagi Ganza termasuk darah sang ayah sekalipun.
Genza langsung meraup udara dengan kasar, dia tidak tahu saja bahwa ada sepasang mata yang menatap tubuh sexy nya panas.
Setelah dirasa napas nya sudah teratur Genza pun mengangkat kepalanya dan matanya langsung bertubrukan dengan mata nyalang yang sedari tadi melihat tubuh nya.
"Kau benar² ingin tidak bisa berjalan ayah", smirk Ganza sambil berjalan mendekat.
Brukk
Genza terjatuh ke ranjang akibat dorongan kuat yang di berikan oleh sang anak.
"Let's play the game baby", ucapnya Ganza dengan seringaiannya sembari melepas dan membuang asal kain terakhir yang melekat menutupi tubuh sang ayah.
Genza hanya bisa pasrah karena mau melawan seperti apapun itu Ganza akan tetap bisa menangkap dirinya.
Setelah itu terdengar lah desahan² erotis menyeruak ke seluruh penjuru kamar. Entah berapa jam sudah mereka melakukan itu yang pasti Ganza akan menepati ucapannya bahwa sang ayah tidak akan bisa berjalan jika bangun tidur nanti.
tbc.
yoww gess saya kembalii
aduh tambah ga jelas aja kek nya nih cerita
maap lama update nya
tapi kalian nungguin cerita ku ga sih?
kek nya ga yaa
ya sudah gpp
masih suka sama ceritanya kan yakk
jangan lupa pantengin terus kasih vote sama komen yak gesss
itu aja dulu.see uu kalian lup lup
Kamis 7 September 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐜𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐬𝐨𝐧 ✔
Short StoryTentang Reganza Zeus Filliant yang memiliki rasa obsesi tinggi untuk menjadikan sang ayah kandung sebagai milik nya sendiri. Dia bisa melalukan segala cara apapun untuk memiliki sang ayah, termasuk rencana ingin membunuh sang ibunda. Satu kata untuk...