4. "Coba Aja Dulu," Zeruya Said.

25 5 10
                                    


"Permi- Loh, Rey?"

Shaka terpaku saat menyadari orang yang berada dihadapannya sekarang adalah Rey, bukannya Pak Sandi seperti yang ia harapkan.

"AYAHHH BUNDAAA, REY GAJADI MAAFIN YA."

Teriakan Rey membuat Shaka semakin bingung.

"Disuruh masuk dulu tamunya, goblok," tegur Zeruya.

Mood Rey berubah jadi buruk lagi. Kekesalannya terhadap Ayah dan Bunda muncul lagi.

"Ini curut kenapa harus ikut gabung sih?" gerutunya dalam hati.

"Duduk aja, Nak. Anggap rumah sendiri, karna ini bukan rumah kita."

Mohon maklum, jokes bapak bapak :)

Arshaka duduk dengan perasaan tidak enak terhadap Rey. Bagaimana tidak, wanita itu sekarang sama sekali tak mau melirik kearahnya. Raut wajahnya pun tidak menunjukkan ekspresi ramah sama sekali. Kentara sekali terganggu dengan kehadiran Arshaka.

Menyadari Rey yang menatap Bunda dengan tidak santai, Bunda menggeleng, "Dek, beneran Bunda engga tau sama sekali, Dek." Rey hanya memicingkan matanya.

"Pak, ini dokumennya," Tangan Arshaka mengulurkan sebuah dokumen pada Ayah, "saya langsung balik saja ya, Pak."

"Loh? Padahal kamu baru sampe loh, Nak," sahut Bunda.

Ayah setuju, "Betul, kenapa tidak minum teh dulu?"

"Tidak apa apa, Pak. Saya baru ingat janji makan malam dengan Ibun, Pak."

Mendengar calon besannya disebut, Ayah mengangguk, "Yasudah, hati-hati ya, Ka."

"Bun, Shaka permisi ya, Bun." Shaka menyalim tangan Bunda, lalu pada Ayah, "Saya permisi ya, Pak."

"Panggil Ayah," tegur Bunda.

Shaka tersenyum, " Ah, ya, Ayah... Saya permisi dulu."

Ayah tertawa melihat canggungnya Arshaka. Dia mengerti, karena mereka berdua terbiasa dengan status di pekerjaan.

"Mas, Mba, saya pamit," ucapnya pada Zeruya dan Rosie, dan dibalas anggukan oleh keduanya.

Shaka beralih pada orang terakhir, Rey.

"Rey?" Rey menoleh kearah Arshaka dengan gerakan lambat, terlihat ogah-ogahan.

"Saya pamit ya." Arshaka menatap wajah Rey, sementara Rey hanya menggangguk, lalu berpura pura sibuk menyusun meja.

"Eh, tapi ayo kita balik juga, Bun. Sekalian saja bareng Shaka," ajak Ayah.

Bunda setuju-setuju saja, "Boleh, Rey, pulang yuk?"

Melihat usulan Ayah Rey, Arshaka menunda kepulangannya. Bermaksud agar pulang bersama.

"Masih mau sama Kak Rosie," rengek Rey, lalu dia menoleh kearah Rosie yang ternyata sedang digandeng mesra oleh Abangnya. Dia memasang wajah malas dan beralih melihat Bunda, "Gajadi deh, ada pasangan bulol. Males banget."

Zeruya terkekeh menanggapi Rey. Dia memang sengaja memamerkan kemesraannya di hadapan adiknya.

"Bang, tidak ikut pulang?" tanya Ayah, "Ayah hanya naik motor."

Zeruya jelas kaget, "Lah? Gimane sih? Masa jemput Adek tapi Adeknya kaga dibawa?"

Rey hanya terpelongo, kelakuan Bapaknya memang suka diluar nalar.

Bunda tersenyum, "Bang, ayo lah pulang. Pacaranmu nanti aja, antar adekmu dulu."

"Kalo si Abang tidak mau, ya, tidak apa," Ayah menunjuk Arshaka dengan dagunya, "Kan ada Shaka." Kemudian Ayah tersenyum tengil pada Rey.

REKA - JEONSOMI SUNGHANBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang