5. She Will, Right?

26 5 7
                                    

"Bang, gue kan putus dari Jiwa, circle gimana? Mereka masih mau temenan sama gue ga, ya?"

"Aman, kan lu sama Jiwa doang yang berakhir. Pertemanan mah kaga bakal berakhir, Dek. Lagian, lu tau gimana mereka, kan?"

"Iya, tapikan gue kenal mereka lewat Jiwa semua..."

"Santai elah, overthink mulu lu. Mereka pasti masih pada nerima lu, lah. Selain temen Jiwa, mereka juga temen gua, sebelum ketemu lu. Udah ah, ayo masuk."

"Eh, katanya lo putus dari Rey, ya?"

"Pfft.. Jangan sebut nama dia, dah. Gua muak banget. Entah kesambet apa gua mau sama tuh bocah ingusan."

"Hahahaha lo jangan gitu, dong. Gitu-gitu juga, dia mantan lo."

"Najis bener."

"Bajingan lo, Jiwangga."

👔☀️

"Dek, gua ganggu momen romantis kalian, ya?"

Rey sontak melepas genggamannya dari tangan Shaka. Begitupun Shaka mengusap lehernya canggung. Mereka berdua seperti tertangkap basah.

Zeruya tersenyum menggoda, "Apaan, dah, sok malu-malu."

"Bang, sini, deh," panggil Rey. Zeruya menurut, dan menghampiri mereka, "Naon?"

"Tolong batin jarinya Bang Shaka, luka dia." Ekspresi Rey kembali datar seperti biasa, meski ia sempat menunjukkan raut khawatir pada jari Shaka. Ingat, hanya pada jarinya.

"Dek, lu aja, lah." Zeruya menggoda ditambah dengan senyuman tengilnya pada Rey. Rey hanya merespon datar, "Boleh, tapi lo yang masak, ya?"

Zeruya berdecak melihat tanggapan flat Rey. "Ah, elah, gua masih basah, nih."

"Lima menit doang ngobatin luka, mah."

"Tidak apa-apa. Tidak usah diobati," tolak Arshaka. Jelas menolak, dia paling segan untuk merepotkan orang lain. Apalagi melihat keadaan Zeruya yang basah kuyup.

Mendengar penolakan Arshaka, Rey menatapnya, "Jangan nolak. Lo luka karna gue."

"Tap-" Arshaka ingin menolak lagi, tapi Zeruya keburu menutup mulut Arshaka dengan telunjuknya, "Ssstttt.. Kanjeng Rorrey sudah bertitah. Lo tinggal nurut aje."

Arshaka pun pasrah dituntun untuk duduk di lantai dapur. Zeruya mengambil P3K, dan ikut duduk bersama Arshaka.

"Siniin jari lu." Arshaka menunjukkan jari telunjuknya yang terluka, dan Zeruya mulai membersihkan luka Arshaka dengan alkohol.

Sementara Zeruya sibuk mengobati jarinya, Arshaka malah sibuk memandangi Rey yang fokus memasak. Dipandanginya gadis itu lamat-lamat, lalu berpikir, Apa yang sebenarnya ia harapkan? Mengapa ia tak menyerah disaat gadis ini jelas-jelas menunjukkan penolakan? Dan mengapa gadis ini bersikap berbeda hari ini?

Tidak apa, hari ini Rey mau berbicara pada saya. Itu jelas sebuah kemajuan bagi saya. Dilain hari, pada akhirnya mungkin Rey mau menerima saya. Arshaka meyakinkan dirinya.

"Adek gua cantik, kan?"

Lamunan Arshaka buyar. Dia menoleh pada Zeruya dan menemukan plester bergambar strawberry sudah terlilit di jarinya. "Oh, sudah selesai. Terimakasih."

REKA - JEONSOMI SUNGHANBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang