Pagi hari yang sangat cerah di akhir pekan seharusnya menjadi hal yang menyenangkan bagi sebagian orang. Terutama untuk berolahraga atau sekedar berjalan santai di lingkungan rumah.
Berbeda halnya dengan gadis yang masih bersembunyi dibalik selimut tebal itu. Bukannya semangat mengingat hari ini adalah minggu pagi, Ia malah semakin malas beranjak dari kasur empuknya.
Sudah lebih dari 3 kali asisten rumah tangga datang membangunkannya, bahkan tidak lupa kakak dan bundanya pun turut serta dalam misi tersebut. Yang tentunya tidak menghasilkan apa-apa.
Lihat saja sekarang, gadis itu justru semakin membenarkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Beginilah Liona versi terbaru yang katanya akan merubah sifat-sifat yang buruk seperti pemalas. Nyatanya, justru semakin sering berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun.
Memang tidak semua ucapan terealisasikan dengan baik. Tidak pula semua tindakan sesuai dengan niat serta keinginan. Cukup jalani dan nikmati saja setiap prosesnya, karena tidak ada yang tahu kapan semuanya akan diambil, termasuk diri sendiri.
Seseorang kembali mengetuk pintu dengan keras.
"Dek, lo beneran gak mau ikut nih? Gue pergi ke mall lho. Ntar mampir di Miniso deh, gue beliin semua yang lo mau."Liona menggeliat sejenak lalu mengubah posisi tidurnya. "Umhh... lo beliin aja, guanya gak usah ikut"
"Ya gak bisa gitu dong, lo bukan tuan putri di negri dongeng. Sehari aja gak molor kayaknya mustahil banget ya buat lo?"
"Iyaaaa, ini mau siap-siap."
Dengan terpaksa Liona menyingkap selimutnya dan bergegas menuju kamar mandi. Walaupun Ia sangat malas mandi pagi dan berjalan-jalan.
***
"Gan, jadi ikut gak!?"
"Iya nih gue capek nungguin lo dari tadi"
Kevin dan Reynold terus merengek meminta Regan untuk bersiap-siap pergi ke luar. Pasalnya mereka sudah membuat rencana untuk pergi menonton film bersama di bioskop, tetapi laki-laki itu belum juga membuka matanya.
Regan tengah tidur di atas sofa apartemennya, sedangkan Kevin dan Reynold berada di dapur, tentunya untuk mencari makanan. Sementara itu, ada Albi yang senantiasa berdiri cuek di balkon kamar tanpa mempedulikan ocehan teman-temannya.
Sudah menjadi kewajiban bagi mereka berkumpul bersama di rumah salah satunya, terutama yang paling sering adalah apartemen Regan. Karena diantara mereka semua yang memiliki apartemen pribadi hanya Regan seorang.
"Brisik!" Sahut Regan tanpa mengubah posisinya.
"Buset, gini amat punya temen kebo. Mentang-mentang lo yang traktir kita hari ini, jadinya lo sengaja ngaret gini?" Ucap Kevin setelah duduk di sofa samping Regan.
"Ambil credit card gue didompet, lo pergi berdua aja!"
"Ooo tidak bisa! Sorry not sorry Bro, kita sepakat buat pergi bareng." Timpal Reynold yang ikut duduk di sebelah Kevin.
Albi kembali masuk ke ruang tengah apartemen Regan. Ia mengabaikan perdebatan teman-temannya dan lebih memilih mengambil sekaleng minuman soda.
Kevin yang melihat itu segera berjalan mendekati Albi, kemudian menyikut lengan laki-laki itu.
"Albi bantuin kita dong. Lo kan sohibnya, pasti didengerin sama ni anak"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life, New Soul
Teen FictionBaca aja dulu, siapa tau suka. Menceritakan tentang seorang perempuan bernama Laura yang sudah memilki 2 anak, bertransmigrasi menjadi gadis remaja di dalam novel yang ia baca sebelum melakukan operasi Caesar. Gadis itu bernama Liona. Dia adalah t...