4. Back to School

193 13 2
                                    

Lampu kamar dimatikan, tirai sudah dibuka lebar, penyejuk ruangan (AC) juga sudah dimatikan. Namun, gadis yang masih bersembunyi dibalik selimut itu tak kunjung menampakkan wajahnya.

"Mau tidur sampai kapan, Non?"

Samar-samar Ia mendengar suara asisten rumahnya.

"Satu jam lagi, Mba."

Mba Elma selaku asisten yang ditugaskan untuk membersihkan kamarnya mulai hari ini, kembali menggeleng pelan.

"Biasanya orang minta tambahan waktu lima menit aja, Non. Mana ada yang minta sampai sejam gitu, itu mah Non mau bolos sekolah namanya." Ucap Elma.

Semenjak 2 hari lalu, semua asisten di rumahnya menjadi akrab dengan Liona. Ia meminta semua orang untuk bersikap santai padanya dan boleh menegurnya jika Ia melakukan kesalahan.

Itulah sebabnya Elma dan asisten yang lain tidak ragu untuk menegur atau menceramahi Liona.

"Oh iya! Aku lupa Mba"

Meskipun sedikit kesal dengan fakta bahwa hari ini Ia sudah kembali masuk sekolah, gadis itu tetap bergegas untuk memasuki kamar mandi.

"Minum air putih dulu, Non" Teriak Elma, saat melihat Liona sudah sampai di ambang pintu.

"Nanti, taruh aja di atas meja. Aku telat loh, Mba."

Elma hanya bisa menghela napas, "Nona muda makin beda aja tingkahnya. Semoga Nona tetep ceria kayak gini."

***

Mobil hitam sudah terparkir sejak 5 menit yang lalu di depan gerbang utama BATAVIA HIGH SCHOOL.

Tetapi, seseorang yang berada di dalam mobil itu belum juga memunculkan diri.
Gadis yang tengah memperbaiki tali sepatunya itu belum berniat untuk membuka pintu.

"Gak mau keluar, Non?" Tanya sang Supir.

"Bentar lagi, Pak. Masih deg-degan." Jawabnya jujur.

"Non juga biasanya cuek gitu kok. Santai aja Non, ini kan bukan pertama kali masuk sekolah."

Apa yang dibilang oleh supirnya memang benar. Ini bukan pertama kalinya Liona masuk sekolah, tetapi ini adalah hari pertama untuk jiwa Laura semenjak 10 tahun lalu menginjakkan kaki di tempat yang disebut sekolah ini.

Liona tersenyum kecut, "Iya juga sih, yaudah deh aku keluar sekarang. Makasih Pak udah anterin" Ucapnya kembali semangat.

"Sama-sama, Non. Tapi itu emang kerjaan saya."

Gadis itu tak lagi menanggapi ucapan sang Supir, Ia fokus menatap gerbang yang sudah terbuka lebar di luar sana.

"Bisa yok, pasti bisa!" Batinnya.

Dengan tangan mungilnya yang masih ragu-ragu untuk membuka pintu mobil, Liona tetap memberanikan diri untuk menapakkan kakinya pada trotoar di samping gerbang.

"Huh, kamu pasti bisa Liona"

"Eh lupa, mulai sekarang pakai lo-gue kalau di sekolah." 

Saat dirinya sudah sampai di depan gerbang, seluruh perhatian murid yang masih berada di parkiran, maupun yang baru memasuki halaman ikut memperhatikan gadis itu.

Entah tatapan bagaimana yang Ia dapatkan. Karena Liona tetap acuh dan berjalan lurus tanpa melirik kiri dan kanannya.

Sekilas terdengar bisik-bisik tetangga yang memekakkan telinganya.

New Life, New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang