5. Mager

170 14 6
                                    

"Adek, makan malamnya mau dibawain ke kamar?"

"Nanti aku turun, Bun."

"Ya sudah, cepetan ya ini Abang bentar lagi sampai rumah."

Liona menatap jam besar yang tertempel di dinding kamarnya. Ia baru saja selesai membersihkan diri karena sepulang sekolah gadis itu harus mampir ke tempat les piano. Hari pertama yang menyibukkan.

"Kakak gue pulang sekarang?" Gumamnya.

"Siap, Bunda" Teriaknya lagi agar di dengar oleh bundanya yang berada di kamar sebelah.

Memang tidak sopan sebenarnya menyahuti orang tua dengan cara berteriak seperti itu. Seharusnya Ia keluar kamar dan menghampiri bundanya. Tapi biarlah, gadis itu terlalu malas untuk berjalan.

5 menit setelah selesai bersiap-siap, Liona turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarganya.

"Kamu duduk di kursi ke dua" Ucap ayahnya tiba-tiba.

Liona yang baru sampai di meja makan dan hendak menarik kursi di dekat ayahnya itu, langsung menghentikan pergerakan. Ia terdiam sejenak karena masih syok dengan ucapan ayahnya yang tegas.

Gadis itu tidak mau ambil pusing dan beralih duduk di kursi lain sesuai perintah ayahnya.

"Maaf ya sayang, kebiasaan di keluarga kita emang seperti ini. Tempat duduk saat makan harus sesuai sama posisi dalam keluarga." Ucap bundanya menjelaskan.

Liona tidak bisa menyembunyikan raut kebingungannya. "Maksudnya gimana, Bunda?"

"Posisi duduknya kayak gini. Karena Ayah sebagai kepala keluarga, jadi duduknya di kursi yang menghadap depan. Sedangkan Bunda sebagai istrinya, duduk di samping kanan Ayah. Abang sebagai anak pertama, duduk di samping kiri ayah. Terakhir, Adek sebagai anak terakhir duduk di samping Abang." Kali ini Aini menjelaskan lebih rinci.

"Aaa, paham, paham." Ucap Liona sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Bahkan tempat duduk saat makan pun ditentukan oleh kedudukan dalam keluarga ya? Benar-benar ribet, pikirnya.

Seluruh meja sudah dipenuhi dengan berbagai macam jenis makanan. Tetapi, mereka belum juga menyentuhnya.

"Ini kapan mulai makannya? Perasaan biasanya langsung makan deh." Batin Liona heran.

Karena sudah sangat lapar, akhirnya Liona memberanikan diri untuk bertanya kepada bundanya.

"Bunda, kita nungguin apa?" Tanya-nya polos.

Terlihat Aini yang tengah terkekeh kecil mendengar pertanyaan konyol putrinya. "Kita nungguin Abang. Kan tadi Bunda udah kasih tau."

"Oo, oke." Balasnya singkat.

"Oh iya Bun, Abang kenapa baru pulang sekarang? Bukannya acara camping itu udah selesai 2 hari
lalu?"

Pertanyaan itu sebenarnya sudah dari kemarin ingin Liona tanyakan. Hanya saja Ia terlalu sibuk di hari sekolah pertamanya, sehingga melupakan hal itu.

Jika dipikir-pikir lagi, murid-murid sekolahnya yang juga mengikuti acara camping itu sudah pulang saat libur semester berakhir. Namun, kakaknya belum juga kembali.

"Katanya sih Abang masih ada urusan di sana. Mungkin ketemu temen-temennya." Jawab Aini seadanya.

Acara Camping yang disiapkan oleh sekolah itu merupakan salah satu rutinitas atau aktivitas wajib setiap tahunnya, yang dilakukan saat libur semester.

Diselenggarakan dan didanai oleh pihak yayasan sekolah. Biasanya setiap tahun lokasi Camping berbeda-beda dan tahun ini kebetulan dilakukan di Bandung.

New Life, New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang