Double update woooo!
[/////]
Author's POV
Prilly memarkirkan mobilnya di garasi. Ia langsung ngacir ke kamarnya. Menangis sepuasnya. Berkali-kali Mamanya mengetuk pintu dengan halus, namun Prilly tetap tak mau keluar.
Ini sudah jam makan malam dan Prillt tetap kukuh pada pendiriannya, tidak keluar kamar.
"Prilly... Sayang..." panggil Papa halus. "Papa?" gumam Prilly. Lihatlah kondisi Prilly. Make-up tipisnya luntur, baju basah seperti habis olahraga, ia tampak seperti orang yang depresi.
"Sayang... Keluar, dong.. Atau, Papa boleh masuk?" tanya Papa. Prilly berjalan menuju pintu kamarnya, lalu berkata,
"Boleh.. Tapi Prilly mau mandi.. Gapapa, kan?" ucap Prilly lirih. "Gapapa.. Kalau begitu Papa ambilkan makan malammu dulu, ya."
Prilly mengambil handuk, lalu pergi ke kamar mandi di kamarnya. Ia menampung air di dalam bathub, ia berendam ditemani busa dan juga lagu Fix You - Coldplay.
Prilly merasa hidup kembali sekarang. Laki-laki takkan pernah bisa mematikan perasaannya. Prilly bukan tipe orang yang seperti itu.
Prilly memutar kunci kamar, membuatnya tidak terkunci. Tak lama kemudian, Papa masuk.
"Ini makanannya.." ucap Papa halus. Prilly tersenyum kecil. Ia menatap Papanya. "Pa, kenapa cowok itu sama aja?" ucap Prilly. "Apa karna aku culun?" lanjutnya.
"Ssshh... Makan dulu, sana. Nanti baru cerita sama Papa, ya." Prilly mengangguk. "Papa udah makan?" ucap Prilly di sela-sela aktivitasnya. Papa menggeleng.
"Papa makan dulu, gih. Nanti Prilly cerita di ruang bawah aja, selesai Papa makan. Nanti pas Prilly selesai, Prilly bakal ke bawah, kok."
Mendengar itu, Papa beranjak dari sofa kecil di kamar Prilly dan meninggalkan anaknya. "Papa tunggu di bawah.."
Prilly memikirkan kejadian tadi sambil memakan makanannya. Tidak, Prilly tidak menangis. Tidak akan.
Selesai makan, Prilly mengenakan sandal bermotif Doraemon miliknya dan turun ke bawah.
"Pa? Papa?"
Prilly memanggil Papanya. "Papa di sini, Prill!" teriak Papa dari arah kolam belakang.
"Papa suka banget di sini.. Aku malah kurang suka.."
Prilly berada di atas kolam ikan besar di rumahnya sekarang. Di tengah tengah kolam, dibangun sebuah pendopo kecil tempat Papa biasa mengerjakan pekerjaannya.
"Di sini enak.. Papa suka. Nah, sekarang silahkan kamu cerita," Papa menghentikan aktivitas di laptopnya dan mulai menatap putrinya.
Prilly bercerita tentang segala-galanya. Semua orang sudah tahu Prilly lebih dekat dengan Papanya. Tapi Raja ataupun Mama sama-sekali tidak marah akan hal itu.
Cerita Prilly bermula saat ia ditembak oleh Ali di depan kelas, Ali menjemputnya, date mereka, smapai kejadian hari itu. Semuanya ia ceritakan tanpa ada yang dilebihkan atau kurangkan. Ia juga menunjukkan pesan yang dikirim Mama, Gritte, dan Ali.
Selesai Prilly bercerita, ia lega. Ia tidak menangis. Ia hebat. Papa memberikan nasihat pada putrinya itu. Nasihat seorang Ayah yang disukai Prilly. Dari hal itulah Prilly senang bercerita pada Ayahnya.
"Udah malem... Tidur, gih. Besok kan udah mulai Ujian, iya kan?" tanya Papa. "Iya.. Ujian Tengah Semester.. Berarti aku udah mau tiga bulan dong ya sama Ali," ucap Prilly. "Gamau tau, ah. Aku tidur dulu, ya! Night, Paps!"
Prilly melangkahkan kakinya kembali ke kamar. Untungnya pintu dapur yang mengarah ke belakang masih dibuka oleh Mama.
Di kamar, Prilly merasa tenang. Jauh lebih baik daripada saat berada di Mall. Namun, ketenangan itu berubah saat Ali mengakui suatu hal. Hal yang membuat Prilly jauh lebih terpuruk daripada sekarang ini.
÷÷÷
Double Update biar cihuyy!
Mantep gak niih? Niatnya sih abis ini langsung ngetik lagi, jadi deh Triple Update! Bismillah..
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can See Your Love
FanfictionCerita kedua. Masih abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-15 : #96 in Fanfiction}