1.5

12.1K 812 4
                                    

Aku merebahkan diri, menghilangkan kepenatan hari itu. Aku meraih iPhone putihku dan memasang headset. Kudengar beberapa lagu yang sedang hitz saat ini.

Tak lama, kudengar suara notif LINE di sela-sela lagu yang kudengar. Aku membuka aplikasi tersebut. Dan, oh! Lihat siapa yang mengirim pesan kepadaku.

aliando syarief
Pril, nanti malem kita bisa dinner? Di kafe barabere yang ada di mall yang deket sekolah itu. Kamu mau? Aku jemput kamu kok. Oh iya, ada Ghina juga. Dia sama pacarnya.

Aku kaget. Dengan cepat aku membalas pesan singkat Ali.

Prilly Grace Moretz
Bisa, kok. Aku tunggu, ya.

Aku berlari ke lantai bawah untuk menemui mama tersayangku. Aku membicarakan pada mamaku peristiwa tadi dan ia terkesima. Dannnnn dia membolehkan aku untuk pergi dinner dengan Ali malam ini!

Malam dengan cepat tiba. Aku sibuk memilah baju mana yang pantas untuk kukenakan.

"Yang ini? Ah engga ah. Aneh," gumamku.

"Apalagi yang ini," lanjutku.

 Aku memang tak jago dalam urusan fashion. Yang kuingin tau hanyalah buku-buku tebal yang bisa dibilang kebanyakan adalah fiksi.

"Prill udah belo....." Mama masuk ke dalam kamar dan kata-katanya terhenti seketika. Matanya membulat saat melihat keadaan kamarku, lebih tepatnya kasurku, yang dipenuhi dengan semua baju di lemari.

"Ma, bantuinnn," pintaku manja.

Mama tampak menghampiriku, lebih tepatnya kasurku. Ia tampak mencari-cari baju yang pas.

"Yang ini cocok!" Kata mama.

Di tangannya terlihat dress putih polos   tanpa lengan dan di atas lutut. Lalu ia tampak berjalan ke arah meja riasku. Ia menunjukkan kalung tosca simpleku. Ia beranjak ke ruang rahasiaku. Lebih tepatnya ruang rahasia kami. Ruang berisi semua sepatu-sepatuku. Ia keluar dengan sepasang wedges tosca.

"Duduk sini. Mama dandanin," kata Mama.

Aku menurut dan lekas duduk di bangku meja rias. Mama mendandaniku dengan casual.

I Can See Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang