2.6

9.7K 648 2
                                    

Triple Miple Update! Hihihi

[///////]

Dua bulan kemudian...

Prilly berjalan gontai di koridor kelasnya. Ia dipilih untuk mengerjakan tugas Matematika yang ia suka. Lantas, kenapa ia berjalan gontai?

Oh, gurunya ternyata. Gurunya merupakan seorang lelaki pedo yang senang sekali memperhatikan Prilly.

"Abaikan aja itu guru, Pril! Udah maju sana!" Kata-kata Gritte sebelum Prilly maju melekat di pikiran Prilly.

"Caranya salah," kata Pak Dave. "Yang benar seperti ini," Pak Dave meraih spidol yang Prilly gunakan. Baru Prilly akan minggir sedikit, Pak Dave sudah berada di belakang Prilly dan membenarkan pekerjaannya.

Tepat seperti memeluk orang dari belakang.

Pak Dave menyerahkan spidol itu ke Prilly, lagi. Ia mengistirahatkan tangannya tepat di pinggang Prilly.

Untungnya Prilly murid yang cukup cerdik. Ia meminta Gritte memotret jikalau Pak Dave berbuat macam-macam. Dan sepertinya Gritte benar-benar melakukan itu.

Prilly berbalik dan tersenyum, menghadap ke Pak Dave. Sesaat kemudian, ia melayangkan tendangan ke aset Pak Dave. Pak Dave meringis kesakitan.

Ia juga menendang perut Pak Dave dan menampar pipinya. Ia mengambil sesuatu yang dilempar oleh Gritte dan memakaikannya di leher Pak Dave. Gritte pun mendekat dan memotretnya.

Di leher itu terkalungkan sebuah kertas berukuran HVS yang sudah dilaminating bertuliskan, "AKU GURU YANG GEMAR OLEH MURIDKU. JANGAN DEKATI AKU KALAU TAK INGIN KUDEKATI."

Prilly kembali ke tempat duduknya setelah memberi hasil akhir, yaitu mencorat-coret muka dan baju Pak Dave dengan spidol. Perempuan-perempuan lain juga ikut membantu.

Ini merupakan salah satu rencana Prilly dan teman-teman perempuannya.

Jam pulang berbunyi. Tanpa menunggu aba-aba dan berdoa bersama Pak Dave, mereka --teman teman Prilly-- pulang terlebih dahulu.

[///////]

PRILLY'S POV

Sesampainya di rumah, aku merebahkan diri di kasur. Aku sudah lupa dengan Ali.

Ali : prill
Ali : gue mau ngakuin satu hal

Aku mengangkat alis, bingung.

Ali : dulu gue pacaran sama lo karna kena dare.
Ali : jadi gue maen tod sama anak2 pas freetime, kebetulan ada yg tau lo suka sama gue, jadi yagitu.

Me : Serius?
Me : Gapapa deh. Toh aku gaada perasaan lagi sama kamu.

Ali : ah masaaa?

Me : Serius.

Ya, aku berbohong. Aku menangis sejadinya. Sangat banyak air mata yang kubuang untuj lelaki bajingan ini.

Ali tak membalas pesanku lagi. Apa ini artinya bahwa perkataannya benar?

Ali tak pernah mencintaiku.

Namun ia membuat aku mencintainya.

Benar-benar bajingan.

Me : Gausah hubungin aku lagi ya, KAK.

Aku menyalakan laptop dan membuka aplikasi Skype. Aku mem-videocall Gritte yang sedang online. Aku menceritakan semuanya.

"Gausah sedih. Semua pasti ada hikmahnya. Lo gausah nangisin Ali."

Aku tersenyum dan menyeka air mataku. Aku pamit pada Gritte karena Mama memanggilku. Aku pun mencuci muka dan berusaha untuk terlihat aku baik. Walau kenyataannya tidak.

÷÷÷

Triple update wihiii! Berasa ngelahirin anak kembar tiga tauga. Tapi aku tau pasti beda kok susahnya.

10 votes for next part?

I Can See Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang