0.2

21.2K 1.1K 2
                                    

Mang Iyun membukakan pintu untukku. Mobil berhenti tepat di depansebuah gedung putih. Sekolahku. Aku menutup novel dan meletakkannya di jok mobil. Segera saja aku mematikan hpku dan tersenyum sambil menuruni mobil.

"Makasih ya, Mang," kataku seraya tersenyum.

"Sama sama, semoga sukses ya, Neng," kata Mang Iyun.

Aku bergegas merapihkan pakaianku, lalu berjalan menuju gedung sekolahku yang baru. Aku bergegas ke kelas X-IPA 8, kelasku.

Kulihat orang orang menatapku aneh.

"Ada apa?" batinku.

Rupanya di belakangku berdiri seorang laki-laki. Mungkin dia yang akan membimbingku selama masa orientasi ini.

"Duduk kamu. Jangan diam saja di sini. Ini jalanan umum," seru laki-laki itu.

Al Ghazali. Nama yang kulihat di jasnya saat aku membalikkan badan. Terlihat seorang perempuan di sebelahnya menatapku tajam.

"M..maaf," kataku singkat lalu berlalu menuju bangku kosong.

"SEMUANYA! PERHATIAN!" teriak perempuan itu.

Semuanya memperhatikan ke depan.

"Setelah ini kalian berkumpul di lapangan untuk melaksanakan apel pagi, sekaligus peresmian masa orientasi," kata perempuan itu.

"Oh iya, sebebelumnya kenalkan, nama saya Kim," kata perempuan bernama Kim yang memiliki kulit putih dan hidung mancung itu.

"Nama saya Al," kata Al.

"Panggil saya Kak Kim, dan panggil Al...."

"Al aja. Gausah pake kak," potong Al.

Kak Kim tersenyum melihatnya.

"Selama tiga hari, kami akan membimbing kalian," kata Kak Kim.

"Sekarang kalian baris yang rapi. Bagi menjadi dua, laki-laki dan perempuan," lanjut Kak Kim.

Semua bangkit dan berbaris. Tak sulit bagiku untuk berbaris rapi, karena dulu aku mengikuti paskibra.

"Sekarang kalian akan pergi ke lapangan. Al, periksa atribut mereka," kata Kak Kim.

Semua diperiksa. Lengkap.

"Lengkap?" tanya Kak Kim.

Al mengangguk.

"Cuek, dingin, tapi ganteng," gumamku pelan.

Al dan Kak Kim menuntun kami sekelas ke lapangan.

I Can See Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang