[Part 3] : Mulai Beraksi

30 20 0
                                    

Rumah Wednesday.

Headline News:
"Ditemukan setidaknya lima korban tewas dengan bekas luka di lehernya, diduga akibat gigitan binatang buas, di Downing Street, London, semalam."

Kring.. Kring..

Handphone Wednesday berbunyi ketika ia sedang bersiap akan ke kampusnya. la melihat layar Handphone nya, muncul nama Patty, sahabatnya sebangsa penyihir. "Hallo, ada apa, Patty? Tumben pagi begini kamu telpon aku?" Tanya Wednesday santai. la masih sibuk memoles wajahnya dengan make-up.

"Kamu pasti belum baca koran pagi ini, buru gih baca!" Suruh Patty dengan nada ketus membuat Wednesday menggeleng gemas walau Patty tidak dapat melihat itu.

Lalu dengan santai Wednesday berkata, "Memangnya ada berita apa sampe kamu sensi begitu?"

Patty pun mengerang kesal di seberang sana, "WEDNESDAY!!" Yang dipanggil pun segera bangun dari duduknya dan berjalan menuju taman depan rumahnya, karena biasanya si pengantar koran meletakkan koran paginya disana. Handphone nya masih menempel di telinganya.

"Apa?? Kurang ajar!!" Umpat Wednesday kesal.

Patty pun membalas cepat, "Makanya aku bilang juga apa, sekarang malah kamu yang marah-marah!" Wednesday mendengus kesal dan mengepalkan tangannya. Wajahnya sudah berubah biru terang, tubuhnya pun dingin, ia sangat marah.

"Wednesday.. Bagaimana? Sepertinya para vampire sudah memulai aksinya?" Tanya Patty dengan nada cemas.

"Ya sudah kalo begitu kamu langsung ke markas dan laporkan pada Ms. Angele tentang berita ini. Aku akan ke kampus, perasaanku tidak enak. Nanti setelah selesai kelas, aku menyusul kesana." Sarannya membuat Patty langsung menjawab, "Baiklah, see you Wednesday. Kamu juga hati-hati."

"Tentu, kamu juga." Balas Wednesday lalu menutup panggilan telponnya.

Wednesday pun menuju kampusnya dengan perasaan cemas karena ia merasa akan terjadi kekacauan pagi ini di kampusnya.

Langit pagi ini pun gelap karena diselimuti kabut tebal dan sangat menganggu pandangan muggle, istilah untuk menyebut manusia biasa. Tetapi tidak bagi kaum penyihir dan bangsa vampire. Mereka sama sekali tak terganggu akan kabut tersebut.

Keadaan seperti ini sangat membantu bagi bangsa vampire untuk melaksanakan aksinya menyerang manusia dan memancing para penyihir agar kembali berperang dengan mereka dan dapat menguasai dunia seperti keinginannya.

***

Kampus Edinburgh.

Wednesday sudah dapat melihat Jisoo dari kejauhan, ia pun segera menekan gas mobilnya agar sampai lebih cepat. "Wuusshh!" Dia sudah sampai dan buru-buru membuka pintu.

Tin.. Tin..

Tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan sangat kencang ke arah Jisoo. Jisoo mematung seakan kakinya tak bisa bergerak.

"Impedimenta!" Gumam Wednesday pelan, seketika mobil tersebut berjalan sangat sangat lambat, bahkan semua objek di sekitarnya ikut melambat. "Imperturblabe!" Gumamnya lagi, membuat penghalang di sekitar Jisoo sebelum dirinya mencapai Jisoo.

Sreettt!!

Wednesday pun segera menarik Jisoo ke pinggir jalan, menghindari mobil yang tadi akan menabraknya.

Klik!

Ia menjentikkan jarinya membuat sekitarnya kembali seperti semula. "Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Wednesday tampak khawatir menatap Jisoo.

"Em!" Jisoo pun mengangguk, dia masih terdiam, sepertinya bingung padahal tadi jelas sekali ia melihat mobil itu melaju kencang ke arahnya. Tapi saat ini ia malah baik-baik saja.

Kumpulan Cerita GL [🥀]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang