2

3.7K 366 8
                                    

Kini aku sudah berada dikamar, sehabis makan tadi aku digendong lagi oleh kak rangga. Hingga berakhir berbaring bosan di kasur. Aku sedang memikirkan alur plot yg akan terjadi.

"Hmm, kalau tidak salah ini adalah waktu saat kak Leon mulai mengacuhkan ku. Aku harus mengubah alurnya, aku akan menjadi anak yang penurut" ucapku semangat dengan mengepalkan kedua tanganku.

"Ughh tapi aku bosan"

"Kak rangga sudah pergi kuliah, dan kak Leon di ruang kerjanya."

" Aku ingin melukis" ucapku lesu

Dikehidupan dulu Dio sangatlah menyukai atau hobi melukis. Bahkan ia mempunyai kamar khusus untuk melukis.

"Apa aku minta kak Leon belikan alat lukis? Kalau aku pergi sendiri pasti tidak akan diizinkan. Baiklah aku akan menghampirinya" aku mulai melangkah ke ruang kerja kak Leon.

Di depan pintu

*Umm aku gugup, bagaimana jika ia tak mengizinkan. Bagaimana jika ia mengacuhkankuu* batinku tanpa sadar menggigit kuku.

"Oke Zayn berusaha lahh" aku mencoba menyemangati diriku sendiri.

Tok tok tok

"Kak ini Zayn" aku mengetuk pelan.

"Masuk" ucap seseorang dari dalam.

Ceklek

Aku masuk kedalam, dan melihat kak Leon sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkas didepannya.

"Kak"

Leon langsung berhenti dari aktivitasnya dan menatap kearahku.
Seketika aku menjadi gugup hingga air keringat mengalir di pelipisku.

"Itu... Umm bolehkah aku meminta sesuatu?"

"Katakan"

"Aku ingin alat melukis " aku sangat gugup dan tanpa sadar memilin ujung bajuku.

Heninggg
Membuatku tambah gelisah

Leon yang memperhatikan gerak gerik ku sedari tadi pun akhirnya bersuara

"Oke" ucapnya kembali melanjutkan aktivitas nya yg tertunda

Aku sedikit terkejut dan langsung senang mendengar bahwa kak Leon mengabulkannya. Tanpa sadar aku pun berlari kearahnya, memeluk dan mencium pipinya karena saking senangnya.

"Terima kasih kak" aku langsung berlari keluar dari ruang kerja kak Leon

Leon yang diperlakukan seperti itu tentu terkejut. Namun ia dengan cepat menetralkan keterkejutannya dan tersenyum tipis.

Dikamar

Zayn kini sedang terbaring dikamarnya dan berguling- guling bosan.

"Apakah alat lukisnya masih lama?. Apakah besok?"gumanku pelan menatap langit-langit kamar.

Ceklek

Pintuku terbuka, pelaku yang membuka pintuku adalah kak Leon. Seketika aku pun langsung duduk dari posisi baringku.

"Kak, ada apa?" Tanyaku bingung.

"Sudah siap"

"Hah?" Aku masih bingung atas perkataannya

"Alat lukisnya, dilantai 1 sebelah ruang kerja kakak, ayo" Leon mengajakku untuk melihat alat lukis yg disiapkannya.

Aku mengangguk dan mengekori ya dari belakang hingga sampai didepan pintu berwarna baby blue. Ia membuka pintu itu, seketika aku terkejut melihatnya. bagaimana tidak, ruangannya penuh dengan alat lukis. Mataku berbinar melihatnya. Leon yang sedari tadi menatapku pun mulai bersuara.

figuran??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang