Part 11 || Khawatir

1 0 0
                                    

Keesokan harinya, perasaan apa yang tumbuh pada diri Yuna. Semalam dia sangat kesal pada dirinya yang menghabiskan banyak energi untuk menahan menghubungi Rei duluan. Bertanya apakah dia sudah sampai dengan selamat di rumahnya.

Setelah cukup larut, Yuna akhirnya menghubungi Rei juga. Akan tetapi, apa yang dia dapat adalah Rei sama sekali bahkan tidak melihat pesan darinya. Hal itu membuat Yuna merasa jengkel.

Di sekolah, Yuna tidak mendapati Rei tiba di sekolah. Awalnya Yuna pikir bahwa Rei bangun kesiangan. Namun, bahkan hingga sekolah hari itu berakhir, Rei benar-benar tidak memperlihatkan batang idungnya.

Yuna yang sebelumnya memang sudah rutin ke perpustakaan kota dekat sekolah, tetap melakukan rutinitasnya. Dia merasa aneh, entah apa yang terjadi, dirinya merasa ada yang kurang. Mungkin, Yuna sekarang sudah merasa bahwa Rei adalah pelengkap bagi rutinitas menyendiri yang dia lakukan itu.

Hingga tiga hari sudah berlalu semenjak ketidakmunculan Rei, Yuna mulai mendatangi murid-murid nakal, hingga ke mantan pentolan terkuat SMA 4 kota Y.

"Permisi, apa kau tahu mengenai Rei?" Begitu pertanyaan Yuna kepada murid-murid nakal yang ia temui. Bahkan tidak ada yang tahu soal keadaannya. Kekhawatiran Yuna sudah mencapai klimaks. Yuna mendapati tidak ada yang mengetahui rumah Rei. Maka, dia sampai mendatangi ruangan guru untuk bertanya mengenai alamat Rei.

Ternyata, Rei tinggal sendiri, artinya Rei tinggal tidak di rumah, melainkan ngontrak atau ngekos. Yuna khawatir dan memutuskan untuk menghampiri alamat yang ditunjukkan guru tersebut.

*Next>>

Cloud BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang