Part 18 || Hujan Malam

2 0 0
                                    


Perlahan tapi pasti, perempuan yang masih terbaring itu membuka matanya. Akan tetapi, ada yang aneh. Terakhir dia ingat bahwa dirinya masih terbaring di lapangan luas di luar. Sekarang malah dia berada di dalam kasur empuk, tidak salah lagi, ini adalah kamarnya.

"Rei?!" Nama itu yang teringat dan terucap.

Langsung saja Yuna berkemas dan menuju ke kediaman Rei. Setibanya di sana, yang dia dapat cuma rumah yang sudah hangus. Di sekelilingnya diberi pembatas sebagai tempat KTP yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.

Namun, satu hal yang pasti, Yuna yakin itu bukan mimpi. Waktu berdua yang dilewati semalam, langit malam yang begitu indah, bersama Rei di sampingnya.

"Rei ....." Yuna mulai meneteskan air mata. "Apa yang terjadi denganmu, Rei?!"

Setelah itu, hanya rasa khawatir terhadap Rei yang dialami Yuna. Kelas berlanjut dan hari demi hari, Rei dinyatakan keluar dari sekolah.

Waktu memasuki libur panjang. Rasa khawatir dan juga rindu menyelimuti Yuna. Dia memutuskan untuk mencoba mencari keberadaan Rei. Namun, hingga setelah libur berakhir pun, Yuna tidak kunjung juga mendapat petunjuk yang berarti.

Di hari terakhir libur, Yuna hampir cukup frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Di sebuah taman waktu sudah memasuki waktu malam. Hujan mulai berjatuhan, sebelum benar-benar membasahi tubuh Yuna, seseorang memegang payung.

Orang itu berkata, "Kau bisa sakit kalau terkena hujan di malam hari pula. Besok kita harus sekolah kan?!"

Ternyata dia adalah teman baik Yuna yaitu Meiko. Kemudian, Yuna semakin kencang menangis dan memeluk Meiko.

Hari berikutnya, Yuna berusaha untuk tegar dan melanjutkan hari tanpa Rei yang memberikan perasaan aneh pada dirinya. 




*Next>>

Cloud BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang