Part 12 || Sakit

1 0 0
                                    


Keesokan harinya, tepatnya pada hari Minggu, Rei kedatangan seorang tamu yang tidak diundang. Yuna datang membezuk Rei sendiri dengan beberapa buah dibawanya.

Tok tok tok!

Ketukan itu terdengar awalnya. Rei mengintip ke luar, ternyata itu adalah orang terdekatnya di sekolah, Yuna. Ada apa siswi teladan itu ke rumah Rei, ya?

Setelah beberapa saat menuggu, Rei muncul juga. Pakaiannya sedikit berlebihan dengan masker dan juga jaket tebal, menutupi sekujur tubuhnya. Dia juga menggunakan kaca mata.

"Ada apa dengan penampilanmu?" tanya Yuna.

"A-aaa, aku lagi sakit. Ada perlu apa?"

"Ini aku bawa buah untukmu. Kenapa tidak ada kabar dan izin? Kau pun tidak membalas dan mematikan ponselmu?"

"Aku mau fokus istirahat. Kalau mau mengomel sebaiknya pergi saja."

"Kau malah mengusir orang yang peduli padamu ya." Yuna mengatakan protesnya dengan tenang. Dirinya duduk tanpa dipersilakan. Sedangkan Rei hanya diam saja.

"Apa kau sudah berobat? Demam apa kau sampai tiga hari?!" tanya Yuna memecah keheningan.

"Entahlah, paling sebentar lagi sembuh. "

"Coba cek suhu tubuhmu." Tangan Yuna bergerak mengecek kening Rei. Akan tetapi Rei terlihat menghindar. Pakaian Rei sangat tertutup, bahkan ditambah dengan topi yang sedari tadi tidak dia lepas.

"Maaf, tidak mukhrim," ujar Rei.

"Hoo, ya sudah." Yuna tidak jadi mengecek suhu tubuh Rei dengan tangannya.

Tiba-tiba saja, perut Rei berbunyi.

"Yap, sepertinya waktunya makan." Pria itu bangkit dan bersiap pergi ke luar. "Apa kamu ada nitip sesuatu?"

"Katanya sakit, bahkan dengan penampilan tertutup mencurigakan itu." Tatap datar hanya didapati oleh Yuna dari pria itu. "Baiklah, aku ikut."

Akhirnya mereka berdua pergi ke supermarket. Ketika Rei hendak membeli makanaan instan, Yuna mencegatnya. "Kau, jangan-jangan selama ini makan makanan instan begini?"

"Ya, kau keberatan?" Respon Rei ngajak gelud.

"Ish, responmu selalu mengesalkan, kebangetan! Kali ini kita akan memasak sesuatu. Beli bahan mentahan, aku yang traktir, tinggal pakai dapurmu saja nanti." Rei hanya diam dan tidak komplen. Lagian Rei juga diuntungkan karena tidak perlu keluar duit untuk membeli makanan.

"Lakukan sesukamu, kau sungguh hangat," ucap Rei.

"Hah? Apa kau ngomong sesuatu?" tanya Yuna bengong. Dirinya habis fokus memilih-milih bahan masakan.

"Tidak," jawab Rei.






*Next>>

Cloud BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang