𝐌𝐀𝐑𝐊𝐒

2.8K 275 15
                                    

🍏

Manik abu Draco menatap manik gadisnya, Perlahan Draco menarik kekasihnya kedalam pelukannya. Kening mereka saling bersentuhan, ibu Jari Draco mengusap bibir kekasihnya pelan.

"Apa yang Pansy katakan padamu?" Suara Draco terdengar berat di telinga (Y/n).

"Membuat tanda tidak berbahaya katanya" (Y/n) memalingkan wajahnya, Draco sangat tampan.

"Lalu apa kau menyetujuinya?"

"Tidak berbahaya karena itu kamu" (Y/n) memeluk Draco, menyembunyikan wajahnya.

Draco yang mendengarnya seketika terdiam, Akal sehatnya benar-benar sudah jatuh dari atas tanduk.

"Kamu?" Draco mengulangi perkataan kekasihnya itu dengan nada rendah.

(Y/n) tersentak ketika Draco menyesap leher jenjangnya, Tangannya seketika meremas surai platina Draco.

Draco mengecup telinga gadisnya, ia bisa merasakan gadisnya meremas jubah Quidditchnya.

"Cukup!" (Y/n) mendorong Draco.

Draco sadar, ia hampir saja membuat kesalahan. Ia segera menahan tubuh gadisnya, (Y/n) hampir kehilangan keseimbangan.

"Maafkan aku love" Draco mengecup kening (Y/n).

(Y/n) yakin wajahnya memerah seperti tomat, ia tak tahu kalau membuat tanda seperti tadi.

Ia mengeluarkan suara aneh.

"Apa itu sakit? Ayo ke Hospital-" Draco terdiam ketika (Y/n) mencumbu lehernya.

"Itu balasanku" (Y/n) berlari meninggalkan Draco yang masih terdiam.

Draco bersandar pada dinding, kedua tangannya menutup wajahnya.

"Sial aku ingin mengurungnya"

....

Blaise menatap Draco tajam, Malfoy muda itu apakah memiliki gaya Fashion baru?.

"Kau mencoba gaya baru dengan membuka dua kucing teratas kemejamu?" Tanya Blaise.

Draco menatap Blaise dan tersenyum sombong "Gaya? Jangan gila Zabini".

Sepertinya perkataannya salah, Blaise kembali meneliti Draco yang masih duduk manis di ruang rekreasi sambil membaca bukunya.

"Kau terluka Malfoy" Adrian Pucey menyadari sebuah tanda merah tengkuk pemuda itu.

"Seekor musang menggigitku" Kata Draco yang masih fokus membaca bukunya.

Blaise seketika sadar dengan kata 'Musang'.

"Louis yang melakukannya" Ucapan Blaise sontak membuat seisi ruang rekreasi menatap Draco.

Sebuah tangan mencengkram kerah baju Draco hingga membuat pemuda itu seketika berdiri karena tarikan yang kuat, Draco menatap manik merah di depannya.

"Arden!" Daphne Greengrass menahan tangan pemuda yang tengah mencengkram kerah Draco.

Daphne menghela napas lega ketika kekasihnya itu melepaskan tangannya.

"Apa yang kau lakukan Draco?" Tanyanya.

Draco menghela napas, Ia lupa kalau Paman gadisnya Arden Louis berada di Slytherin.

"Aku dan (Y/n) sepasang kekasih, Kau tak tahu?" Draco masih terlihat santai.

"Apa?"

"Tanyakan saja pada keponakanmu" Draco mengambil bukunya yang jatuh dan berjalan pergi.

Tangan Daphne menepuk Arden agar pemuda itu kembali sadar, Pemuda itu menatap gadisnya yang tengah khawatir.

"Aku khawatir dengan anak kakakku Daphne" Katanya.

Arden Louis yang berada di tahun keenamnya yang merupakan seorang prefect Slytherin dan kekasih Daphne Greengrass.

.....

Turnamen Triwizard berakhir, Harry potter memenangkan turnamennya. Sementara itu Cedric Diggory mengalami kekalahan, banyak Hufflepuff yang sedih karena rumah mereka jarang sekali mendapatkan kemenangan.

Sementara itu (Y/n) menghela napas panjang, Arden dan Daphne berada di satu kompartemen yang sama dengannya dan Draco.

"Bisakah kalian pergi?" Draco mengerang kesal.

"Tidak, Aku harus mengawasimu" Arden menyilangkan tangannya.

"Draco tidak berbahaya Arden" (Y/n) tersenyum tipis menyakinkan Pamannya.

"Bukankah kau sama saja?" Draco menyeringai.

"Sama?" Arden mengerutkan dahinya, perkataan Draco membuatnya kesal.

"Greengrass, Aku yakin kau tak sanggup menangani tuan muda Louis yang brutal bukan?" Draco tersenyum tipis.

(Y/n) tak mengerti dengan ucapan Draco, Pamannya brutal?.

Daphne tersenyum kikuk, Arden mencumbu bibirnya terus-menerus di ruang rekreasi tengah malam dan sialnya Draco Malfoy tak sengaja melihatnya.

Arden yang menyadarinya seketika kesal ketika mengingat kejadian itu, padahal ia belum puas saat itu dan terpaksa harus berhenti.

(Y/n) terus menatap Draco yang tertidur di bahunya, Arden dan Daphne telah pergi beberapa menit yang lalu.

"Draco" Panggil (Y/n).

"Apa paman melakukan kekerasan pada Daphne?" Tanya (Y/n).

Draco tertawa, "Brutal yang kumaksud bukan kekerasan love" Draco bangun dan menatap gadisnya.

"Lalu?"

"Kau ingin tahu apa yang Arden lakukan pada Greengrass?" Tanya Draco memastikan.

(Y/n) mengangguk pelan.

Draco menarik gadisnya duduk kedalam pangkuannya, Tangannya memutar tubuh (Y/n) agar menghadapnya yang seketika membuat gadis itu berjengit kaget.

Draco mencumbu bibir kekasihnya, Melumatnya perlahan dan menikmati lembutnya bibir kekasihnya itu.

"Arden lebih brutal dibanding tadi" Draco menyeringai.

🍏

Met malming

RED OCEAN : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang