RED OCEAN : 𝐃.𝐌

GRINGOTTS

29 Agustus 1996

Hal pertama yang ditangkap oleh manik birunya adalah sosok pemuda dengan rambut platina yang tengah berdiri tegap diambang pintu kamarnya, Bola matanya membulat ketika sosok Draco Malfoy yang mengecup dahinya pelan.

"A-apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya pada sang kekasih.

"Bertemu dengan gadisku tentunya" Draco memeluk tubuh sang gadis dengan posesif, (Y/n) Nathael Louis masih belum terbiasa dengan wajah tampan Draco Malfoy walau sudah sering kali melihat sedari kecil.

(Y/n) mendorong Draco secara perlahan, Sontak tindakan itu membuat Draco tersenyum tipis. "Apa ada sesuatu yang salah?" Tanya Draco.

Draco memajukan tubuhnya secara perlahan, tangannya kembali memeluk pinggang ramping gadisnya.

"Stop it Drac" (Y/n) menjauh dari Draco, wajahnya memerah sempurna. Sentuhan fisik Draco Malfoy membuat tubuhnya meremang begitupun dengan hatinya yang ikut bergetar.

"Apa father yang mengundangmu kesini?" Tanya (Y/n), tangan Draco masih menggenggam tangannya, sepertinya pemuda itu tidak ingin menjauh darinya barang sedetik.

"Aku merindukanmu" Draco menaruh tangan (Y/n) di atas kepalanya, pemuda itu benar-benar hampir membuat sang gadis kehilangan jantungnya.

(Y/n) tak tahu harus menjawab apa, hatinya terlalu senang dengan ungkapan sang kekasih.

"Kau tak merindukanku?" Draco memasang wajah murungnya.

"Ya itu ya tentu saja aku merindukanmu" (Y/n) membuang wajahnya.

Draco tertawa, reaksi yang didapatkan dari (Y/n) sangatlah lucu, Ah bagaimana jika ia mengurung gadisnya ini. (Y/n) terlalu manis dan indah, bunga semanis dan harum ini harusnya hanya untuknya dan orang lain tak boleh melihatnya.

"Maaf love" Draco mengecup kening kekasihnya.

"Maaf untuk apa?" Tanya (Y/n) yang tak begitu paham dengan maksud kekasihnya.

"Aku punya sesuatu untukmu"

"Untukku?"

Draco mengangguk, tangan gadisnya ia genggam dengan tarikan napas pelan Draco memberikan sebuah pin yang berlambangkan lambang keluarga Malfoy.

"Kenapa kau memberikan ini padaku?" Tanya (Y/n) bingung.

"Aku mencintaimu" Ucap Draco.

(Y/n) menatap lekat wajah Draco ada yang aneh dengan kekasihnya, "Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya (Y/n).

"Tidak" Draco mengecup punggung tangan kekasihnya itu, "(Y/n)... Mari kita akhiri hubungan ini"

---

14 Januari 2000

Hujan deras mengguyur , langkah kakinya terus berjalan dengan pelan melewati satu-persatu bangunan yang ada di Diagon Alley. Sebuah tangan menangkap lengan mungil-nya, Ia menoleh kebelakang mendapati sosok sang paman 'Arden'.

"(Y/n) Kakek-mu murka" Arden dengan rambut basahnya menatap sendu sang keponakan.

"Arden, Aku tak ingin berpolitik dengan Volkov" (Y/n) gadis itu berencana kabur dari rumah.

"Aku tak bisa membantumu, Kakak benar-benar tak bergerak melawan ayah kau tahu" Arden frustasi.

"Kau tahu siapa yang aku cintai bukan?" (Y/n) menatap sendu Gringotts Wizarding Bank, Ia masih mencintai sosok pangeran slytherin-nya.

Gemuruh angin serta petir bersenandung di langit Diagon Alley, hingga membuka tudung mantel (Y/n). Kepalanya merasakan derasnya hujan.

Ia yakin Draco Malfoy tengah bersembunyi di dalam Gringotts, Kaki (Y/n) lemas terasa mati rasa ketika melihat sosok Aleksandr Volkov keluar dari Gringotts dengan Draco Malfoy.

Mata Abu Draco menatap gadis yang terakhir ia lihat pada 1998, gadis itu tengah terduduk 2 meter di tengah jalan Gringotts menatapnya sayu dengan tubuh yang basah kuyup.

Arden terus berteriak menepuk pipi keponakannya, Aleksandr Volkov pemuda berdarah murni penyihir asal rusia itu berlari menuju calon tunangannya yang terduduk lemas.

Mata Draco melebar sempurna melihat mantan kekasihnya itu di rengkuh kedalam pelukan Aleksandr Volkov, Ia masih berdiam di teras Gringotts. Otaknya terasa mati melihat mata sang mantan kekasih yang menatapnya.

Draco tahu siapa yang dibicarakan Aleksandr Volkov di ruangannya.

'Aku akan bertunangan dengan seorang gadis'

.

.

.

Next?