Dengan wajah memerah Diana membantu Khalid mengancingkan kemejanya, dan baru hari ini ia mengetahui nama laki-laki itu.
"Lumayan pintar kamu memasang perban, apa kamu pernah sekolah perawat?"
"Tidak, dulu pernah ikut pramuka, aku di ajari memakaikan perban," jawab Diana sambil berusaha menahan rasa malunya melihat perut dan dada Khalid yang sixpack.
"Apa itu Pramuka?!"
"Ya sejenis kegiatan positif di luar sekolah," jawab Diana dengan jawaban sederhana yang mudah dipahami.
"Hari ini aku akan bekerja di rumah, terserah kamu mau melakukan apa, asal jangan menggangguku!"
"Baiklah"
Selama satu jam Diana hanya melihat lihat pesan dari Mario dan beberapa temannya, lalu ia melihat status dari Maya. Tampak gambar sebuah tangan menggenggam jemari tangan Maya, Diana tahu telapak tangan milik siapa itu, meskipun demikian Diana tidak ingin meributkan gambar status itu, Mario akan membuat dirinya berpikir kekanakan karena rasa cemburu dan Mario akan membantah bahwa telapak tangan itu bukan dirinya.
Meskipun begitu, rasa sakit di hatinya tiba tiba muncul begitu saja, perasaan terkhianati, kecewa bercampur menjadi satu, jika memang Mario ada rasa dengan Maya, mengapa Mario mengajaknya bertunangan, jika nanti kembali ke Indonesia, ia harus menegaskan ke Mario tentang hubungannya dengan Maya, jika ingin mempertahankan pertunangan nya, Mario harus bisa memutuskan hubungan dengan Maya.
Akhirnya Diana memutuskan untuk membuat kue.
Sebelum membuat adonan kue, Diana menyalakan musik di handphone nya, ia sangat suka lagunya Shakira.
Sambil membuat adonan, Diana menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama lagunya dengan sesekali ikut menyanyi.Setelah memasukkan kuenya ke dalam oven, Diana berbalik dan terkejut ketika melihat Khalid berdiri bersandar di pintu memperhatikan nya dengan tatapan seperti predator, Diana menelan ludah dan wajahnya bersemu merah.
"Goyanganmu lumayan juga meskipun dadamu rata!" Ujar Khalid dengan tersenyum.
Sesaat Diana terpaku melihat senyuman itu namun ia segera membuang mukanya begitu sadar Khalid juga mengejek mengenai dadanya.
"Kue nya 30 menit lagi matang, aku akan mengantarkan nya ke kamar anda!"
Khalid berjalan mendekat lalu duduk di kursi makan dengan meja keramik yang cukup besar.
"Aku akan menunggu sambil kita saling mengenal"
"Tapi aku tidak ingin mengenalmu, setelah tiga hari lagi, kita tidak akan bertemu lagi!" Jawab Diana yang kemudian duduk berhadapan dengan Khalid.
Lagi lagi Khalid tersenyum membuat dada Diana merasakan debaran.
"Laki-laki ini cukup berbahaya terutama jika ia tersenyum, pasti sudah ribuan wanita yang takluk di bawah kakinya," gumam Diana di dalam hati.
"Aku bukan penakluk wanita jika itu yang kau pikirkan"
Ucapan Khalid membuat Diana terkejut karena Khalid bisa mengetahui apa yang ia pikirkan.
"Raut wajahmu bisa ku baca, Mon chéri"
"Apa anda keturunan peramal?!"
Kata kata Diana membuat Khalid hampir tertawa, ia hanya menggeleng untuk menyembunyikan rasa gelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Dewasa
Short Storyyang gak suka baca atau masih belum cukup umur harap tidak membaca