Sarah melihat jam di hp nya, jam menunjukkan pukul 7 pagi.
Karena ada janji dengan lia untuk mengantarkannya membeli oleh oleh untuk mamanya, sarah bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Saat di kamar mandi, sarah teringat dengan kejadian tadi malam, bahkan sekarang ia masih merasakan jejak sentuhan rafael, rasanya membuat bagian bawah sarah basah.
Dengan perlahan jemari tangan sarah turun dan membelai vagina nya di bawah air shower yang membasahi seluruh tubuhnya, kepala sarah menengadah dan matanya terpejam membayangkan rafael menyentuhnya.
Gerakan jemari sarah semakin cepat saat akan mendekati klimaksnya.
"Ohhh....!!!"
Perlahan sarah menyandarkan dahinya ke dinding kamar mandi sambil mengatur nafasnya, betapa nikmat yang ia rasakan menjalari seluruh tubuhnya.
Dua jam kemudian
"Kamu gak beli baju buat tante mira?!" tanya lia sambil memilih baju di sebuah toko dengan brand terkenal.
"Eh nanti aja"
"Sepertinya pikiranmu tidak di sini, kamu kangen ardi ya?!!"
Sarah terdiam, ia terkejut sendiri di dalam hati, selama empat hari di paris sedikitpun ia tidak teringat dengan ardi, bahkan pesan dari ardi tidak pernah ia balas, sarah tiba tiba merasa bersalah.
Tiba tiba telpon lia berbunyi mengejutkan sarah dari lamunannya.
"Iya ma...."
Sarah melihat foto fotonya bersama lia selama berada di paris, ada satu fotinya bersama rafael yang berdiri di tengah, lia meminta tolong seorang yang lewat untuk mengambil foto mereka bertiga, saat itu dada nya berdebar berada di samping rafael, tanpa sadar ia tersenyum sendiri melihat wajah rafael, rasanya hatinya begitu bahagia hanya melihat wajah laki laki yang di cintai nya itu.
Wajah lia tampak pucat sekembalinya menerima telpon dari mamanya.
"Mama dan papa akan bercerai......"
Sarah pun tersentak, spontan ia mendekati lia lalu memeluknya, airmata lia langsung berderai membasahi kedua pipinya, suara isakan yang tertahan membuat hati sarah sedih dan sangat merasa bersalah.
Telpon yang ke 30 kali dari rafael tidak di angkat oleh sarah, rasanya ia ingin menghilang dari dunia saat teringat lia yang begitu sedih dan terpukul dengan perceraian kedua orang tuanya, sarah tidak ingin kehilangan sahabat baiknya, lebih baik ia kehilangan cintanya daripada kehilangan lia. Akhirnya beberapa menit kemudian hp sarah berhenti berdering.
Sarah berdiri dan berjalan menuju balkon kamarnya.
Udara dingin langsung menyambut kulit nya yang tidak tertutup oleh gaun tidurnya. Sesaat ia menatap menara eiffel yang sering menjadi saksi cinta ribuan pasangan, kali ini cintanya akan berakhir dengan singkat, hanya perlu menjauh dan menghilang untuk sementara, meskipun hati akan sangat sakit.
Tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang.
Sarah tersentak namun ia bisa menebak siapa yang sedang berada di belakang nya, parfum rafael membuat nya merasa nyaman.
"Mengapa kau mencoba menjauhiku sarah.....?"
"Apa aku salah berbuat tidak adil ke yang lain untuk mendapatkan cintaku?"
"Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menua bersamamu...." bisik rafael yang masih memeluk perut sarah.
Mulut sarah tidak bisa berkata kata mendengar curahan hati rafael, hatinya begitu perih, rasanya saat ini ia ingin berkata kalau hatinya telah menjadi milik rafael, namun kata kata itu tidak bisa keluar karena jika rafael mendengarnya saat ini juga akan mengklaim dirinya menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Dewasa
Historia Cortayang gak suka baca atau masih belum cukup umur harap tidak membaca